Data Pekanan Corona di RI: Kurva Mulai Mendatar, Waspada Long Weekend

19 Oktober 2020 10:43 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus corona di Indonesia terus bertambah setiap harinya. Dalam 4 pekan terakhir, penambahan positif corona bertambah di atas angka 28 ribu kasus sepekan atau rata-rata tembus 4.000 kasus sehari.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang diolah kumparan, pada pekan ke-33 atau periode 12-18 Oktober 2020, pertumbuhan kasus corona pekanan turun dibanding pekan sebelumnya.
Pada pekan ke-33 ini, kasus virus corona di Indonesia bertambah sebanyak 28.418. Pertumbuhan kasus pekanan tersebut berkurang 1.533 kasus dari pekan sebelumnya yang berjumlah 29.951.
Jika dilihat dari gambaran kurva kasus positif dalam 33 pekan sejak corona mewabah di Indonesia pada 2 Maret 2020 lalu, kasus corona 3 pekan ke belakang tidak melampaui rekor pada pekan ke-30 (21-27 September 2020). Dengan begitu, kurva pertumbuhan kasus corona mingguan di Indonesia mulai menunjukkan garis mendatar meski masih fluktuatif.

Tes Swab Bertambah, Kasus Berkurang

Melambatnya pertumbuhan kasus dalam sepekan merupakan kabar baik. Namun, salah satu indikator menilai jumlah kasus pekanan tersebut membaik atau tidak bisa dilihat dari jumlah tes swab individu.
ADVERTISEMENT
Pada pekan-pekan sebelumnya, kumparan mencatat kecenderungan kenaikan tes berbanding lurus dengan jumlah kasus yang ditemukan. Jika tes yang dihelat bertambah dalam sepekan, maka rasio pertumbuhan kasus juga mengikuti naiknya jumlah tes tersebut.
Pada pekan ke-33, performa tes swab individu melalui PCR dan TCM menunjukkan angka tertingginya sebesar 222.787 dalam sepekan atau rata-rata 31.741 per hari. Namun, pertumbuhan kasus justru turun.
Hal itu menunjukkan bahwa semakin banyak warga yang dites, semakin sedikit kasus virus corona yang ditemukan di masyarakat. Ini tentu merupakan kabar baik.
Kenapa?
Itu berarti positivity rate (persentase kasus positif yang ditemukan dari jumlah orang yang dites) mengindikasikan penurunan. WHO menarget wabah corona terkontrol jika persentase positivity rate bisa turun di bawah 5 persen.
ADVERTISEMENT
Pada pekan ke-33, positivity rate corona di Indonesia berada di 12,76 persen. Angka ini belum sesuai dengan target WHO. Meski demikian ia bergerak ke angka yang membaik karena 3 pekan mengalami penurunan.
Data tersebut menunjukkan perlunya tes yang lebih masif untuk menekan positivity rate agar sesuai standar WHO. Selain itu penting juga menekan penularan corona di masyarakat agar dari jumlah yang dites, kasus yang ditemukan semakin sedikit.

Kasus Sembuh dan Meninggal Akibat Corona

Selain turunnya positivity rate, dalam 3 pekan terakhir pertumbuhan kasus kematian corona di Indonesia juga mengalami penurunan.
Sempat mencapai angka tertingginya pada pekan ke-30 sebesar 833 orang meninggal, kini pada pekan ke-33 kasus meninggal COVID-19 menurun jadi 667.
ADVERTISEMENT
Kabar baik lainnya, angka kematian yang turun tersebut diikuti oleh kenaikan angka kesembuhan yang mencapai level tertingginya. Yakni sebanyak 30.297 orang sembuh pada pekan ke-33 penyebaran corona di Indonesia.
Hal tersebut membuat tingkat kematian corona turun dibanding pekan sebelumnya ke angka 2,35 persen. Dengan kata lain, dari 100 pasien terjangkit corona ada sekitar 2-3 orang meninggal.
Adapun tingkat kesembuhan pada pekan ini juga naik menjadi 106,61 persen. Kesembuhan di atas 100 persen ini terjadi karena penghitungan orang sembuh mencakup pasien corona dari pekan-pekan sebelumnya yang bisa jadi lebih banyak ketimbang penambahan orang positif corona pada pekan ke-33 ini.
Waspada Long Weekend
Pada akhir Oktober 2020, masyarakat Indonesia akan menyambut long weekend selama 5 hari. Libur ini dimulai pada Rabu, 28 Oktober yang merupakan cuti bersama terkait Maulid Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Tanggal merah Maulid jatuh pada Kamis, 29 Oktober. Hari Jumat, 30 Oktober merupakan cuti bersama atau bahasa umumnya adalah harpitnas.
Lalu disambung Sabtu dan Minggu (31 Oktober dan 1 November) yang merupakan tanggal merah reguler. Dengan demikian, libur akan terjadi 28 Oktober hingga 1 November atau 5 hari. Aktivitas baru normal pada Senin, 2 November.
Masyarakat dan pemerintah harus mengantisipasi long weekend ini. Sebab, berkaca dari pengalaman, pada akhir Agustus dan awal September (bertepatan long weekend HUT Kemerdekaan bersambung ke libur nasional Tahun Baru Islam), kasus corona di Indonesia melonjak tajam.
Hal ini salah satunya karena munculnya klaster long weekend. Masyarakat banyak yang berlibur ke berbagai tempat wisata, misalnya warga DKI yang kerap mengunjungi Puncak, Bogor.
Infografik Gara-gara Long Weekend. Foto: Hod Susanto/kumparan
****
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.