Data RS di Indonesia: Pasien COVID-19 Kritis yang Selamat Hanya 30%

16 Februari 2021 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas membawa peti jenazah pasien virus corona untuk dimakamkan di pemakaman Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas membawa peti jenazah pasien virus corona untuk dimakamkan di pemakaman Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tingkat kesembuhan COVID-19 di Indonesia memang tinggi, di atas 80 persen. Namun di sisi lain, angka kematian juga cukup tinggi, nyaris 3 persen.
ADVERTISEMENT
Hal ini disebabkan terlambatnya pertolongan kepada mereka yang sudah dalam kondisi kritis. Persentase yang selamat atau tertolong ketika datang ke RS sudah kritis terhitung kecil.
"Buat pasien kritis yang tertolong rasanya hanya sekitar 30 persenan ya. Makanya sekarang di kesehatan semuanya berusaha untuk meningkatkan kemampuan untuk obati mereka ini. Jadi ada obat baru yang sudah ditambahkan juga," kata Sekretaris Jenderal PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) dr. Lia G. Partakusuma dalam diskusi virtual di BNPB, Selasa (16/2).
Oleh karena itu, menurutnya deteksi dini sangat penting. Jangan sampai terlambat datang ke RS ketika sudah merasakan gejala COVID-19.
"Masuk rumah sakit dalam keadaan kritis tuh repot sekali. Jadi juga banyak perlu diinformasikan gejala-gejalanya seperti apa. Supaya orang tersebut bila mengetahui gejalanya langsung segera ke rumah sakit," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Jangan tunggu sampai kritis karena kalau kasus kritis datang ke rumah sakit mungkin data-data dari yang kami dapat sekitar 30% saja bisa selamat," imbuh dia.
Gejala-gejala yang perlu dipantau antara lain sesak dan menurunnya saturasi oksigen. Ketika sudah merasakan tanda-tanda dari salah satunya, berobat ke fasyankes terdekat harus segera dilakukan.