Data Sementara Survei Antibodi Corona di RI 88-94%, Apa Maknanya Menurut Ahli?

9 Desember 2021 14:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memeriksa tensi tubuh seorang warga sebelum mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 di Sentra Vaksinasi COVID-19 di Gelanggang Remaja Pulogadung, Jakarta, Sabtu (6/11/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa tensi tubuh seorang warga sebelum mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 di Sentra Vaksinasi COVID-19 di Gelanggang Remaja Pulogadung, Jakarta, Sabtu (6/11/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemerintah akan segera mengumumkan hasil survei serologi untuk mendeteksi populasi yang telah memiliki antibodi terhadap COVID-19 pada pekan ketiga Desember ini.
ADVERTISEMENT
Walau masih ada sekitar seminggu lagi, namun bocoran mengenai hasil survei yang dilakukan Kemendagri dan Kemenkes sudah disebutkan oleh pejabat publik.
Mendagri Tito Karnavian sempat menyebut bahwa di sejumlah wilayah aglomerasi, sudah banyak yang memiliki antibodi tersebut. Bahkan menurutnya kemungkinan sudah mencapai herd immunity.
Bahkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sudah menyebut range angka survei di 10 kota aglomerasi. Hasilnya amat baik, 88-94%.
Seperti yang sudah diketahui, antibodi dalam tubuh manusia dapat berasal dari dua hal. Pertama, melalui infeksi alamiah dan yang kedua yakni melalui vaksinasi.
Lantas, bagaimana untuk dapat mengetahui apakah antibodi yang dihasilkan berasal dari infeksi atau vaksinasi? Apakah angka 90 persen tersebut berasal dari keduanya?
ADVERTISEMENT
Menurut Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS UNS dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK(K), survei semacam itu dilakukan secara cepat dan massal melalui tes serologi. Pengetesan ditargetkan pada antibodi N.
Antibodi N ini terdeteksi hanya pada yang pernah mengalami infeksi alamiah atau pernah positif COVID-19. Sehingga kemunculan antibodi tersebut yang dapat membedakan keduanya.
"Sedangkan untuk vaksinasi, kemungkinan timbulnya antibodi N hanya pada vaksin tipe whole virus inactivated seperti Sinovac atau Sinopharm. Sedangkan pada platform vaksin lain, tidak memicu antibodi N," kata Tonang yang juga merupakan ahli patologi klinik ini kepada kumparan, Kamis (9/12).
Walau begitu, menurut Tonang, survei serologi tidak bertujuan untuk membedakan antibodi yang diperoleh dari vaksinasi, infeksi, atau bahkan keduanya. Sebab intinya adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya antibodi.
ADVERTISEMENT
Mayoritas vaksin yang digunakan masyarakat Indonesia merupakan Sinovac. Secara teori, vaksin tersebut atau yang ber-platform inactivated virus memang akan memicu antibodi N. Namun tak semua penerima vaksin jenis tersebut akan timbul antibodi N.
"Bahwa kemudian ada pendalaman data untuk membedakan mana yang infeksi alami mana yang vaksinasi, itu perlu penelusuran lebih lanjut," jelas Tonang.
Sehingga, perlu dilakukan pengecekan silang terkait data orang yang ikut survei apakah telah menerima vaksinasi, khususnya vaksin inactivated virus.