Debat Ketiga Pilpres tentang Keamanan: Indeks Perdamaian di RI Rupanya Merosot

3 Januari 2024 18:31 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketiga capres foto bersama usai debat pertama Calon Presiden Pemilu 2024 di KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketiga capres foto bersama usai debat pertama Calon Presiden Pemilu 2024 di KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Debat ketiga Pilpres 2024 akan dihelat pada Minggu (7/1). Debat kali ini akan dihadiri oleh para capres. Mereka akan membahas pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional.
ADVERTISEMENT
Nah, berbicara tentang keamanan, indeks perdamaian global atau global peace index (GPI) di Indonesia pada 2023 ada di peringkat 53 dari 163 negara. Data tersebut merupakan riset yang dikeluarkan Institute for Economics and Peace (IEP).
GPI menggunakan 23 indikator kualitatif dan kuantitatif. Setiap indikator diberi bobot pada skala 1-5. Semakin rendah skornya, semakin damai negara tersebut.
Sejak 2014 peringkat kedamaian di Indonesia terus menurun. Pada 2014, misalnya, Indonesia menempati peringkat 41. Namun pada 2023, peringkat Indonesia turun menjadi 53.
Pada 2020, peringkat Indonesia ada di titik terendah, yaitu 57. Menurut laporan edisi 2020, perdamaian dunia memang mengalami penurunan. Laporan tersebut menyatakan perdamaian di seluruh dunia turun 2,5 persen sejak 2008. Hal ini disebabkan oleh gelombang ketegangan dan ketidakpastian akibat pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Terkhusus di Indonesia, indikator yang menyebabkan skor memburuk adalah kekerasan pada demonstrasi yaitu 3,5 dari 5.
Massa aksi ricuh saat unjuk rasa menolak Omnibus Law, di Kawasan Monas, Jakarta, Selasa (13/10). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Diketahui pada tahun 2020 di 18 provinsi terjadi unjuk rasa menuntut pemerintah membatalkan Omnibus Law yang disahkan pada 5 Oktober 2020.
Mengutip dari laporan Crisis Evidence Lab dan Digital Verification Corps Amnesty International, setidaknya ada 402 korban kekerasan polisi dan 658 orang ditangkap. Berdasarkan laporan dari tim advokasi gabungan, sebanyak 301 dari mereka ditahan dengan jangka waktu yang berbeda-beda, termasuk 18 jurnalis.
Pada 2023, indikator yang memperburuk skor Indonesia masih sama yaitu kekerasan kepada demonstran. Bedanya, tahun ini lebih parah yakni 4 dari 5. Menurut laporan tersebut, hal ini dipicu oleh adanya peningkatan kekerasan di wilayah Papua Barat.
ADVERTISEMENT

Tingkat Perdamaian di ASEAN

Apabila dibandingkan negara-negara Asia Tenggara, peringkat Indonesia masih di bawah Timor Leste, Laos, Vietnam, bahkan Malaysia. Singapura tercatat sebagai negara paling damai di Asia Tenggara.
Kondisi desa Bin di Kotapraja Mingin di wilayah Sagaing setelah dibakar oleh militer Myanmar pada Kamis (3/2/2022). Foto: Stringer/Reuters
Adapun Myanmar mengalami kemerosotan terbesar secara keseluruhan skor, karena perubahan persepsi kriminalitas, kekerasan kejahatan dan kematian akibat konflik internal. Myanmar menjadi negara paling tidak damai di Asia Tenggara dan menduduki posisi 145 dari 163 negara di dunia.

Peringkat Dunia

Peringkat 10 besar negara terdamai di dunia didominasi oleh negara Eropa. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Islandia tetap duduk di peringkat satu negara paling damai dengan skor GPI 1,124 poin. Negara yang juga disebut Iceland itu telah menduduki peringkat puncak GPI sejak 2008.
Lalu Denmark menyusul di urutan kedua dengan skor 1,310 poin. Sementara Irlandia turun satu peringkat menjadi urutan ketiga dengan perolehan 1,212 poin.
ADVERTISEMENT