Debat Ma'ruf Vs Sandi Jadi Ajang Tarung Politikus Senior dan Muda
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Kita harus tahu kalau Ma’ruf Amin adalah politisi, bukan hanya seorang ulama. Dari tahun 1971 beliau sudah jadi anggota DPRD DKI Jakarta. '73-77 anggota DPR RI,” ujar Andre dalam diskusi KedaiKOPI di Kafe Ajag Ajig, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
“Lalu tahun 1999-2004 beliau adalah anggota DPR RI dari PKB dan jadi Wantimpres. Artinya, MA (Ma'ruf Amin) jauh lebih politisi dari Sandi. Beliau politisi ulung. Kalau bukan politisi ulung enggak jadi cawapres. Nanti politisi senior Ma’ruf Amin melawan anak muda Sandi Uno,” lanjutnya.
Pernyataan tersebut juga diamini oleh Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Masinton Pasaribu. Ia berharap saat debat nanti masyarakat tak hanya melihat Ma'ruf sebagai ulama dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) saja.
ADVERTISEMENT
“Benar apa yang dikatakan Andre, Ma’ruf selain sebagai ulama beliau umara (pemimpin). Nah, jadi kalau melihat kiprah dari kiai, kalau melihat rekam jejak Pak Kiai lengkap, pengalaman, dan jam terbangnya. Pernah sebagai akademisi juga, wantimpres, DPRD, DPR RI,” ujar Masinton menimpali.
Masinton meminta saat debat nanti masyarakat tak perlu mempermasalahkan atribut ulama yang kerap dibawa Ma'ruf. Sebab, yang paling penting dilihat adalah substansi debat berdasarkan fakta dan data.
“Itu kan yang melekat dari beliau. Kita enggak perlu mempermasalahkan atribut ulamanya. Kita tidak perlu persoalkan sarung yang dipakainya,” tutur Masinton.
Saat debat nanti, Andre mengungkapkan Sandiaga akan banyak menceritakan pengalaman berkampanye di 1.300 titik yang dikunjunginya dalam beberapa bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Masinton juga meminta Sandi tak malu untuk bertanya kepada Ma'ruf. Hal itu agar masyarakat dapat lebih terbuka mengetahui gagasan dari masing-masing paslon.
“Intinya berkait dengan substansi disampaikan. Sandi juga perlu bertanya (kepada Ma’ruf). Ini enggak jadi alasan untuk Sandi tidak mengeksplor gagasannya. Kemudian hanya cengar-cenger saja. Publik menunggu bagaimana ada eksplorasi masing-masing kandidat cawapres,” tutup Masinton.