news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Demo di Paris Berakhir Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

6 Desember 2019 5:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gas air mata di demo Paris Foto: Bulent Kilic/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Gas air mata di demo Paris Foto: Bulent Kilic/AFP
ADVERTISEMENT
Sekitar 250 ribu warga Paris, Prancis, turun ke jalan dan menuntut Presiden Emmanuel Macron membatalkan rencana reformasi skema pensiun, Kamis (5/12). Aksi yang awalnya berlangsung damai itu berakhir ricuh setelah sekelompok orang bertopeng dan berpakaian hitam melakukan tindakan anarkis.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menggeledah halte bus di dekat Place de la Republique, kelompok ini juga merusak fasilitas umum, menghancurkan jendela-jendela toko, dan melempar petugas kepolisian dengan kembang api. Akibatnya, polisi pun menembakkan gas air mata ke para perusuh.
Gas air mata di demo Paris Foto: Bulent Kilic/AFP
"Polisi yang menangani kerusuhan lalu menembakkan gas air mata. Di dekat saya tadi ada polisi yang membawa pentungan untuk membela diri dari para perusuh yang mencoba menyerangnya," kata salah satu saksi mata, dilansir Reuters, Jumat (6/12).
Dari aksi tersebut, 57 orang yang diduga merusuh pun ditangkap. Aksi unjuk rasa ini juga membuat sejumlah transportasi umum di Paris berhenti beroperasi.
Aksi unjuk rasa ini berawal dari rencana Macron mengubah sistem pensiun di Prancis karena dinilai mahal dan tidak adil. Di Prancis, paling tidak ada lebih dari 40 sistem pensiun dengan umur minimal dan jumlah tunjangan berbeda-beda.
Gas air mata di demo Paris Foto: Bulent Kilic/AFP
Usia pensiun bervariasi, mulai dari 55 tahun hingga 62 tahun. Biasanya, pekerja kereta api, pelaut, hingga penari balet di Paris Opera House bisa pensiun 10 tahun lebih awal dibandingkan profesi lainnya.
ADVERTISEMENT
Dengan jenis pensiun yang terlalu banyak, Macron pun berencana mengubahnya menjadi satu sistem pensiun yang universal. Rencana ini juga masuk dalam janji kampanyenya sebelum terpilih.
Namun, hal itu ditentang oleh serikat pekerja yang merasa akan kehilangan dukungan publik jika rencana tersebut terealisasi. Imbasnya, para pekerja kereta api, serikat pekerja sopir bus, operator metro, menyatakan akan mogok kerja hingga Senin mendatang.
Para pekerja yang tergabung dalam demo tersebut terdiri dari pegawai perusahaan transportasi, sekolah, dan rumah sakit di seluruh Prancis.