Demo di Thailand Bentrok, Polisi Tembakkan Meriam Air

16 Oktober 2020 19:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi menembakkan water cannon ke arah massa selama protes anti-pemerintah, di Bangkok, Thailand, Jumat (16/10).  Foto: Jorge Silva/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Polisi menembakkan water cannon ke arah massa selama protes anti-pemerintah, di Bangkok, Thailand, Jumat (16/10). Foto: Jorge Silva/REUTERS
ADVERTISEMENT
Ribuan pengunjuk rasa di Thailand turun ke jalanan Bangkok pada Jumat (16/10). Mereka tetap menggelar demo meski sudah dilarang dengan keluarnya dekrit darurat.
ADVERTISEMENT
Bahkan demo pada hari ini berujung bentrok antara massa prodemokrasi dan polisi.
Polisi menembakkan water cannon ke arah massa selama protes anti-pemerintah, di Bangkok, Thailand, Jumat (16/10). Foto: Jorge Silva/REUTERS
Demi membubarkan demo, polisi Thailand menembakkan meriam air ke arah demonstran. Polisi yang dilengkapi pentungan dan perisai juga mendekat ke arah demonstran.
Namun, demonstran tidak mundur. Mereka malah berteriak "kalian minggir!" ke arah polisi. Beberapa pengunjuk rasa bahkan melemparkan sejumlah benda ke barisan polisi.
Sejak Kamis (15/10), pemerintah sudah melarang demo. Namun, kelompok prodemokrasi tetap bersikeras ingin turun ke jalan meminta PM Prayuth Chan-O-cha mundur dan reformasi monarki.
Massa selama protes anti-pemerintah didekat pusat perbelanjaan MBK, di Bangkok, Thailand, Jumat (16/10), Foto: Soe Zeya Tun/REUTERS
"Sudah jelas Prayuth melihat warga sebagai musuh," ucap pemimpin demo Panupong Jadnok kepada massa yang berkumpul di Bangkok.
Sementara itu, terkait berlanjutnya unjuk rasa, jubir kepolisian Thailand Yingyot Thepchamnong menegaskan polisi berhak membubarkan demo yang sudah dilarang.
ADVERTISEMENT
"Kami mengeluarkan peringatan soal aksi ilegal. Setelah ini akan ada inisiatif demi menegakkan aturan," ucap Thepchamnong seperti dikutip Reuters.
Sampai saat ini, PM Prayuth memastikan dirinya tak akan mundur.
Aksi demo di Thailand dipicu pemilu 2019 lalu yang dimenangkan Prayuth. Demonstran menuduh Prayuth, seorang pensiunan jenderal, curang.
Aktivis prodemokrasi juga menginginkan reformasi kerajaan yang sejak meninggalnya Raja Bhumibol Adulyadej peran eksekutifnya kian meluas.