Demo UU Kewarganegaraan di India Berujung Ricuh, 20 Orang Tewas
ADVERTISEMENT
Unjuk rasa penolakan terhadap UU Kewarganegaraan di India, Jumat (20/12), berujung bentrokan antara polisi dan demonstran. Sebanyak 20 orang dilaporkan tewas.
ADVERTISEMENT
Aksi demonstrasi pecah karena UU Kewarganegaraan dinilai mendiskriminasi warga muslim di India. Selain itu, UU ini juga dianggap sebagai bagian dari agenda nasionalis Hindu dari Perdana Menteri India, Narendra Modi.
Demonstrasi terjadi di beberapa negara bagian, salah satunya di negara bagian dengan populasi paling padat di India, Uttar Pradesh. Jumlah pemeluk Islam di negara bagian ini cukup banyak, sekitar 20 persen dari 200 juta populasi di India.
Kepolisian India menyatakan demonstrasi di Uttar Pradesh menewaskan sebanyak 11 orang. Salah satu korbannya bocah yang tewas akibat terinjak.
Juru Bicara kepolisian Uttar Pradesh, Shirish Chandra, menjelaskan 10 korban lainnya tewas karena terkena tembakan.
“Sepuluh orang terbunuh pada Jumat. Semuanya adalah korban peluru. Kami sedang mencari kasus lain,” ujar Chandra seperti dilansir AFP, Sabtu (21/9).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, korban bocah diketahui berusia 8 tahun. Bocah tersebut tewas saat tengah bermain di jalanan dengan temannya, kemudian terinjak kerumunan demonstran yang dikejar polisi.
Korban tewas sebanyak 2 orang juga ditemukan masing-masing di Distrik Kanpur, Meerut, dan Muzaffarnagar. Sementara satu korban tewas ditemukan di Distrik Bignor. Mereka juga tewas akibat tembakan.
Polisi juga mengkonfirmasi satu demonstran yang tewas di kota Firozabad. Sementara 2 korban tewas sisanya belum diungkapkan pihak kepolisian.
UU Kewarganegaraan atau yang dikenal dengan Citizenship Amandement Act (CAA) mendapat penolakan keras dari warga India. UU ini dianggap dapat merusak konstitusi sekuler India.
UU Kewarganegaraan baru saja diloloskan oleh parlemen India beberapa pekan lalu. Lewat UU ini, India menawarkan kewarganegaraan bagi imigran yang berasal dari Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan. Namun penawaran ini hanya berlaku bagi imigran non-muslim saja.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, pihak berwenang tengah berusaha mengatasi demonstrasi yang telah memasuki pekan kedua dengan berbagai cara. Mulai dari memberlakukan UU darurat, memblokir akses internet, hingga menutup toko serta restoran di area sensitif di negara tersebut.