Demo Warga Tanjung Priok di Kemenkumham Lumpuhkan Jalan Rasuna Said

22 Januari 2020 12:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan yang diparkir saat aksi massa Priok di Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan yang diparkir saat aksi massa Priok di Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Warga Tanjung Priok berdemo di depan Gedung KemenkumHAM di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). Akibat demo tersebut, jalan di depan Gedung KemenkumHAM tersebut lumpuh, tertutup kerumunan massa yang menuntut permintaan maaf dari MenkumHAM Yasonna Laoly.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan pukul 12.10 WIB, motor-motor warga yang berdemo tampak berjajar memenuhi ruas jalan di depan Gedung KemenkumHAM. Hanya satu ruas jalan saja yang bisa digunakan.
Kemacetan akibat aksi massa Priok di Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Selain tertutup kendaraan yang terparkir, lalu lintas juga tertutup oleh warga yang berdemo. Sementara itu, di Jalan Rasuna Said arah ke Mampang, lalu lintas tersendat karena tertutup beberapa kendaraan massa yang terparkir.
Warga Tanjung Priok mulai berkumpul di depan Gedung KemenkumHAM sekitar pukul 11.40 WIB. Mereka membawa sejumlah poster yang berisi protes terhadap MenkumHAM Yasonna Laoly.
Aksi massa Priok di Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
"Yasonna mana? Yasonna mana? Priok datang bawa pasukan! Priok bukan kriminal!" teriak warga yang berdemo.
Menurut koordinator aksi, Dimas, sebenarnya mereka datang hanya dengan membawa satu tuntutan saja. Mereka meminta Yasonna Laoly meminta maaf kepada warga Tanjung Priok.
ADVERTISEMENT
“Tuntutan kami cuma satu Bapak Yasonna segera meminta maaf. Artinya kami ke sini bukan hanya meminta klarifikasi beliau, tetapi juga memperbaiki nama baik Tanjung Priok," ucap Dimas.
Kendaraan yang diparkir saat aksi massa Priok di Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Aksi ini berawal dari ucapan Yasonna Laoly yang membandingkan tingkat kriminalitas di Tanjung Priok dengan di kawasan elite Menteng. Menurut Yasonna Laoly, kejahatan lebih banyak terjadi di kawasan Tanjung Priok karena memiliki titik daerah kumuh yang lebih banyak.
“Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah miskin. Slum area, bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak (banyak kriminalitas). Tapi coba Anda pergi di Tanjung Priok. Di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan,” ucap Yasonna Laoly dalam sambutannya dalam Deklarasi Resolusi Permasyarakatan 2020 di Lapas Narkotika IIA, Jakarta Timur, Kamis (16/1) lalu.
ADVERTISEMENT