news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Demokrat: Istilah Lalat Politik Lebih Pas Disematkan ke Moeldoko dan Kroninya

13 Juli 2021 10:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Partai Demokrat menanggapi pernyataan KSP Moeldoko yang mengingatkan jangan sampai ada lalat-lalat politik di tengah upaya penanganan pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, menilai istilah lalat politik lebih pantas disematkan ke Moeldoko bersama pendukungnya.
Kamhar mengacu sikap Moeldoko yang pernah mengkudeta Demokrat bersama para eks politikus partai berlambang Mercy tersebut. Atas perbuatan tersebut, Moeldoko dinilai tak lagi memiliki kredibilitas dan integritas di pentas politik.
"Malah namanya memiliki konotasi negatif, apalagi bagi kader-kader Partai Demokrat. Istilah lalat politik itu lebih pas disematkan pada Moeldoko dan kroni-kroninya," kata Kamhar dalam keterangannya, Selasa (13/7).
"Artinya apa yang disampaikannya tak bernilai dan tak bermakna," lanjutnya.
Sekretaris BAPPILU DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani. Foto: Dok. Pribadi
Kamhar menjelaskan kritik terhadap pemerintah yang mengemuka, termasuk dalam penanganan pandemi COVID-19, merupakan ekspresi kekecewaan dan ketidakpuasan rakyat.
"Bukannya semakin terkendali dan tertangani seperti di banyak negara yang telah beraktivitas normal kembali, berkerumun, dan tanpa masker, di negara kita malah kasusnya semakin melonjak dan tingkat kematian yang tertinggi di dunia saat ini, melampaui India dan Brasil. Ini akibat salah urus dan gagal fokus," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dia lantas menyebut ketidaksiapan pemerintah dalam menangani pandemi corona. Menurut Kamhar, pemerintah justru fokus pada rencana pemindahan ibu kota, pembelian alutsista, hingga persoalan lainnya.
Di sisi lain, kata Kamhar, terjadi persoalan korupsi program bansos yang dilakukan elite partai penguasa hingga kebijakan vaksin berbayar menuai polemik.
Moeldoko menyampaikan pidato perdana saat Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara. Foto: Endi Ahmad/ANTARA FOTO
"Deretan fakta-fakta ini yang membuat publik semakin gerah dan marah," ucapnya.
Moeldoko sebelumnya menilai wajar kritik terhadap pemerintah dalam penanganan pandemi. Tetapi ia mengingatkan jangan sampai menjadi lalat-lalat politik.
"Saya mengingatkan semua pihak janganlah menjadi lalat-lalat politik yang justru mengganggu konsentrasi. Konsentrasi siapa? Mereka yang saat ini bekerja keras bahkan mempertaruhkan hidup, dia bekerja antara hidup dan mati, para tenaga medis, para ASN saat ini telah bekerja keras untuk itu semua," ucap Moeldoko.
ADVERTISEMENT