Demokrat: Moeldoko Kader Hanura, Kenapa Tak Jadi Ketum dan Capres Lewat Hanura

3 Maret 2021 16:10 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko melambaikan tangan usai memberi keterangan pers di kediamannya kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko melambaikan tangan usai memberi keterangan pers di kediamannya kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Isu kudeta Demokrat yang menyeret KSP Moeldoko terus bergulir. Bahkan, sejumlah pendiri Demokrat mendorong duet Meldoko dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) untuk memimpin Demokrat menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
ADVERTISEMENT
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng mengatakan, Moeldoko sebenarnya merupakan kader Partai Hanura. Dia pun heran mengapa Moeldoko tak berminat menjadi ketum dan capres lewat Hanura dan menganggu soliditas Demokrat.
"Kalau Pak Moeldoko, kita lihat berita acara ketika bertemu dengan teman-teman Partai Demokrat yang ditemuinya, memang Demokrat ingin dijadikan kendaraan politik untuk 2024," kata Andi dalam diskusi virtual, Rabu (3/3).
"Yang lucunya kok pilih Demokrat, padahal setahu saya Pak Moeldoko kader Partai Hanura. Kenapa enggak jadi ketum Hanura dan capres Hanura, saya juga heran," imbuh dia.
Pakar Politik Andi Mallarangeng, pada diskusi akhir tahun Survei Nasional di Roda Tiga Cafe, Jakarta. Selasa (17/12). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Andi menuturkan bahwa pelaksanaan KLB ilegal karena tak dihadiri oleh pemilik suara yang sah. Dia pun heran mengapa ada pihak dari pemerintahan yang masih ingin menguasai partai oposisi.
ADVERTISEMENT
"Sudahlah masing-masing mengurus partai masing-masing. Pemerintah juga koalisinya sudah sangat kuat sudah jumlah partai yang bergabung dengan koalisi pemerintah sudah sangat kuat," ujarnya.
Untuk itu, ia berharap tak ada pihak yang berusaha melakukan intervensi dan mengusik soliditas partai Demokrat.
"Kami (partai) kecil kok, enggak usah ditakuti. Lagi pula kami santun kalau kritik. Jumlah partai yang bergabung dengan pemerintah sudah sangat kuat," tutup dia.