Demokrat Soroti Jokowi: Kode Endorse Capres Tak Etis, SBY Tak Pernah

28 November 2022 11:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menyapa relawan saat menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu: Satu Komando Untuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). Foto: Gerakan Nusantara Bersatu
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menyapa relawan saat menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu: Satu Komando Untuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). Foto: Gerakan Nusantara Bersatu
ADVERTISEMENT
Wasekjen DPP Partai Demokrat Irwan mengkritik sikap Presiden Jokowi yang dinilai mengendorse capres 2024 dengan kode di hadapan relawan. Menurutnya, sikap Jokowi itu tak etis meski disampaikan lewat kode.
ADVERTISEMENT
"Tidak etis bagi Presiden Jokowi untuk melakukan endorse terhadap calon penggantinya, walaupun dilakukan secara simbolik atau tersirat," kata Irwan, Senin (28/11).
Irwan membandingkan Jokowi dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, SBY tak pernah melontarkan kode-kode soal endorse capres lain.
Wasekjen Demokrat Irwan. Foto: Facebook/Irwan
"Bahkan Partai Demokrat pada masa itu bersikap netral. Sikap Presiden SBY adalah negawaran. Mampu memposisikan diri di waktu yang tepat dengan tetap menjaga etika politik," tambah dia.
Irwan menegaskan masyarakat harus dibebaskan memilih pemimpin tanpa dipengaruhi oleh segelintir kepentingan elite. Membebaskan masyarakat menentukan pilihan politiknya, tegas dia, adalah esensi dari demokrasi yang sehat dan substansial.
Ia menilai presiden seharusnya bisa menjaga demokrasi berjalan secara sehat. Bukan sekadar prosedural, tetapi juga substansial.
ADVERTISEMENT
Jokowi dan SBY di Istana. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
"Melakukan kode-kode semacam endorse yang dilakukan oleh selevel Presiden RI kepada kandidat bakal capres 2024 bukanlah cerminan dari demokrasi yang sehat," ungkapnya.
"Ibarat pribahasa, 'menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri'. Tingkah Presiden Jokowi menjatuhkan wibawa dan martabat seorang kepala negara," tandas dia.
Presiden Jokowi berbicara mengenai ciri-ciri calon pemimpin yang memikirkan rakyatnya. Ini disampaikan saat bertemu relawannya dan pembagian bantuan untuk korban gempa Cianjur dalam acara Gerakan Nusantara Bersatu di GBK, Senayan, Sabtu (26/11).
"Saya ulang jadi pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilannya, dari kerutan di wajahnya, kalau wajahnya cling bersih, tidak ada kerutan di wajahnya hati-hati. Lihat juga, lihat rambut-rambutnya, kalau rambutnya putih semua ini mikir rakyat ini," tutur Jokowi.
ADVERTISEMENT
Pakar Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin meyakini sosok yang dimaksud Jokowi itu ialah Ganjar Pranowo.
“Saya melihat Jokowi itu ya kelihatannya saya melihat dukungan Jokowi itu ke Ganjar. Karena politik di belakang layar Jokowi itu mengarahkan dukungannya ke Ganjar walaupun memang di ruang publik endorse-nya ke mana mana termasuk ke prabowo,” ujar Ujang kepada wartawan, Sabtu (26/11)
“Ya kalau dalam konteks saat ini Jokowi mengatakan pemimpin yang dipikirkan rakyat rambutnya putih ya itu kode sangat clear dan sangat jelas ke Ganjar pernyataan Jokowi tersebut. Tetapi kan pernyataan Jokowi itu kan dalam konteks Jokowi itu namanya endorse namanya keberpihakan,” tegas Ujang.