Dendam Diduga Jadi Motif Penembakan Brutal oleh Tentara Thailand

9 Februari 2020 13:27 WIB
Jakrapanth Thomma. Foto: Facebook /  Jakrapanth Thomma
zoom-in-whitePerbesar
Jakrapanth Thomma. Foto: Facebook / Jakrapanth Thomma
ADVERTISEMENT
Penembakan brutal yang dilakukan oleh tentara Thailand, Sersan-Mayor Jakrapanth Thomma, diduga karena motif dendam pribadi. Dugaan itu diungkap oleh Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-O-Cha.
ADVERTISEMENT
Prayut menyebut Jakrapanth punya dendam karena telah ditipu soal kesepakatan tanah. Namun, tak dirinci kesepakatan tanah dimaksud dan hubungannya dengan aksi dia menembak komandan dan warga sipil di mal.
Terlepas dari motif tersebut, PM Prayut berharap penembakan di Thailand ini menjadi kasus pertama daan terakhir.
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya di Thailand, dan saya harap ini menjadi kasus terakhir kali," kata Prayut dilansir Reuters, Minggu (9/2).
Petugas keamanan mengevakuasi korban penembakan di pusat perbelanjaan Terminal 21 di Nakhon Ratchasima, Thailand. Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha
Aksi itu berawal dari sebuah insiden di markas militer. Jakrapanth menembak komandannya dan dua orang lainnya. Ia juga mencuri senapan dan kendaraan dari gudang senjata, lalu kabur ke mal Terminal 21 di kota Nakhon Ratchasima.
Di sana, Jakrapanth menembak para pengunjung secara acak dan brutal. Sebanyak 57 orang terluka, sementara 23 orang lainnya tewas. Total 27 orang tewas dalam aksi ini, yakni 3 orang di markas militer, 23 di mal, dan 1 orang adalah Jakrapanth yang ditembak mati.
ADVERTISEMENT
Jakrapanth sebelumnya sempat bersembunyi di basemen. Polisi membutuhkan waktu hampir 24 jam untuk menembak tentara tersebut, karena khawatir ada pengunjung yang ia sandera di basemen.
Jakrapanth sempat mempublikasikan aksi penembakannya itu lewat fitur live Facebook. Ia juga mengunggah foto selfie dan menulis status: "haruskah saya menyerah?" dan "tidak ada yang bisa lolos dari kematian", "Saya lelah ... saya tidak bisa lagi menarik jari saya."