Denny Indrayana: Saya Maju Pilkada Kalsel Tak Pakai Mahar, Uangnya Enggak Ada

20 Juni 2020 17:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Denny Indrayana. Foto: Muhammad Fadli Rizal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Denny Indrayana. Foto: Muhammad Fadli Rizal/kumparan
ADVERTISEMENT
Pakar hukum Denny Indrayana bakal maju sebagai calon gubernur Kalimantan Selatan dalam Pilkada Serentak 2020. Denny pun telah mengantongi dukungan dari Partai Demokrat dan PKS.
ADVERTISEMENT
Meski sudah memantapkan diri maju di Pilkada 2020, Denny mengungkapkan belum menjadi kader dari partai politik manapun. Dan untuk mengumpulkan dukungan, ia memastikan tak akan menggunakan politik mahar bagi parpol.
"Saya sampai sejauh ini belum punya partai. Saya memang punya kedekatan dengan Pak SBY karena pernah bantu beliau. Tapi sejauh ini, saya belum memutuskan untuk masuk partai mana, mungkin setelah ini saya harus masuk partai," kata Denny dalam diskusi virtual, Sabtu (20/6).
"Tapi sejauh ini. pembicaraan tentang dana, saya bicara uang saksi, saya katakan biaya politik, pasti ada biaya baliho dan lain-lain. Tapi kalau terkait mahar, sampai saat ini kami bertahan untuk mengatakan tidak. Karena satu tadi, uangnya memang tidak ada," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Denny mengatakan, memang tak bisa dipungkiri politik uang menjadi hal yang sudah mulai dianggap lumrah oleh masyarakat. Terlebih, berdasarkan hasil survei KPK yang didapatnya, sebanyak 72% masyarakat menganggap politik uang adalah hal yang biasa.
"Sehingga memang budayanya akan sangat-sangar rusak. Yang saya ingin katakan adalah memang free lunch enggak ada, dan semua yang ingin memberikan uang pasti akan minta kembali," jelas dia.
Terlebih, untuk daerah yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang besar seperti Kalsel, maka membutuhkan dana politik yang lebih besar.
"Untuk Kalsel, makin tinggi SDA bukan hanya pertarungan gubernur, tapi pertarungan memiliki izin tambang. Dari data yang ada KPK, tahun 2016 menunjukkan SDA yang tinggi mengeluarkan dana politik lebih besar bagi pasangan calon," ungkap Denny.
ADVERTISEMENT
Terkait sistem Pilkada, kata dia, saat ini Indonesia membutuhkan sistem yang mampu menekan politik uang. Entah apakah tetap dengan sistem pemilihan langsung atau tidak.
"Yang ingin saya katakan adalah bukan hanya pada persoalan pada sistem pemilu saja, dan kita harus coba agar pemilu kita tidak berujung kepada korupsi pemilu yang marak. Yang paling perlu diperhatikan bagaimana penegakan hukum kita berjalan efektif, karena setiap sistem pemilu pasti ruang terbuka bagi praktik politik uang, praktik korupsi pemilu," pungkas Denny.
Denny sebelumnya mendaftar sebagai bakal calon gubernur lewat DPD Gerindra Kalsel. Selain Demokrat dan PKS, Denny juga telah menjalin komunikasi politik ke partai-partai lain untuk meraih dukungan.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.