Deretan Musisi Indie di Aksi Gejayan Memanggil: Rara Sekar hingga Tashoora

9 Maret 2020 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rara Sekar ikut aksi Gejayan Memanggil di Sleman.
 Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rara Sekar ikut aksi Gejayan Memanggil di Sleman. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
RUU Omnibus Law tampaknya tak hanya menjadi perhatian mahasiswa dan buruh saja. Sejumlah musisi indie juga turut menentangnya. Musisi indie Rara Sekar pun ikut turun ke Gejayan Memanggil bersuara menentang RUU Omnibus Law bersama Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) di Jalan Gejayan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (9/3).
ADVERTISEMENT
Rara Sekar yang berduet bersama Bagus Dwi Danto Sisir Tanah membawakan dua lagu yakni Ibu Pertiwi dan Lagu Hidup di panggung sederhana yang dibuat ARB di aksi Gejayan Memanggil.
"Dampak buruk Omnibus Law besar sekali tidak hanya ketenagakerjaan tapi aspek lingkungan, kepada keberlanjutan kehidupan kita. Kalau nggak ada lingkungan kita nggak bisa hidup," kata Rara Sekar, yang juga tergabung dalam Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI) ini.
Rara Sekar ikut aksi Gejayan Memanggil di Sleman. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Menurut Rara, pekerja kreatif juga akan semakin rentan dengan adanya Omnibus Law. Saat ini misalnya, pekerja kontrak akan kehilangan jaminan-jaminan pemenuhan hak, semisal ruang negosiasi antara serikat pekerja dengan perusahaan.
"Kalau pun ada. Relasi kuasanya jelas pengusaha lebih kuat dari serikat buruh," katanya.
ADVERTISEMENT
"Pertanyaannya pekerja kreatif rentan dapat deadline jam 4 pagi terus jam 5 revisi. Pertanyaan besarnya gampang ini menguntungkan siapa si Omnibus Law, berpihak pada siapa? Itu pertanyaan mudah tapi sulit," ujarnya.
Rara Sekar ikut aksi Gejayan Memanggil di Sleman. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Dia memupuk harapan atas aksi-aksi seperti di Gejayan ini. Dengan berkumpul dan bersikap bahwa kita tidak sendiri. Di Jakarta rasa yang sama juga ada.
"Teman-teman harus saling berkoordinasi di berbagai lini, advokasi, dan kampanye," katanya.
Selain aksi seperti ini, menurutnya harus ada sisi pendidikan yang mengerti tentang persoalan tentang Omnibus Law. Sehingga persoalan ini bisa masuk dan dimengerti oleh seluruh lapisan masyarakat.
"Supaya sopir ojol, mbak-mbak warteg, pekerja rumahan harus paham bahwa ini berdampak pada mereka atau anak mereka ketika nanti kelak menjadi buruh, katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, bassist Tashoora Gusti Arirang juga naik ke atas panggung menyanyikan Tanah Air Beta. Putri seniman Djaduk Ferianto itu sebelumnya menegaskan bahwa kedatangannya untuk menggagalkan Omnibus Law dan RUU Ketahanan Keluarga.
"Secara khusus kami bersama-sama menggagalkan segala bentuk usaha pemerintah yang mendiskreditkan atau melecehkan dan merendahkan peran-peran perempuan. Hal itu juga ada di Omnibus Law dan RUU Ketahanan Keluarga jadi kami berusaha melawan itu," katanya.