Desak Muktamar Luar Biasa, Eks Pengurus PKB Koordinasi Gusdurian dan Ansor

16 April 2021 17:18 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi PKB Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PKB Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Internal PKB kini memanas setelah beberapa pengurus di beberapa daerah yang dipecat DPP mendesak untuk menggelar Muktamar Luar Biasa. Mereka ingin kepemimpinan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin segera berakhir.
ADVERTISEMENT
Mantan Ketua DPC PKB Kampar, Riau, Suharmi Hasan termasuk pihak yang ingin PKB segera menggelar muktamar luar biasa. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan kelompok jaringan Gusdurian dan Ansor.
"Pasti itu kita juga kan ada beberapa kelompok yang tujuan sama misalnya Gusdurian, kemudian kelompok lain seperti kawan-kawan Ansor dan kita juga sudah ada kelompok tertentu yang berkomunikasi dengan kita petinggi partai yang loyalis partai di tingkat DPP," kata Suharmi, Jumat (16/4).
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin di Muktamar V PKB, di Bali. Foto: Dok. PKB
Suharmi menuturkan, Muktamar Luar Biasa perlu dilakukan demi menyelamatkan partai. Ia tidak ingin ada lagi pelanggaran yang dilakukan oleh Cak Imin dengan keputusan sepihak yang dikeluarkan.
"Yang jelas tujuannya sama untuk mengarah atau menggiring pelaksanaan MLB untuk menggantikan posisi Ketum saat ini Cak Imin," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Suharmi kemudian menjelaskan pelanggaran yang terjadi di internal PKB. Salah satunya adanya pelanggaran ketentuan AD/ART dalam pergantian pengurus.
Ketua Umum terpilih Muhaimin Iskandar memberi pidato politik dalam penutupan muktamar V PKB di Hotel Westin, Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (21/8). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Menurutnya ada kesewenang-wenangan yang terjadi dan membuat dia bersama rekannya yang memimpin PKB di daerah lainnya diganti secara sepihak.
"Jadi begini ada satu pergantian pimpinan cabang yang setahu kita dalam AD/ART melalui mekanisme namanya Muscab dan ini tak dilakukan," kata Suharmi.
Masalah ini yang kemudian membuat awal mula adanya gerakan untuk mendorong digelarnya Muktamar Luar Biasa.
"Dia mengganti begitu saja dan notabennya tidak kader partai yang digantikan makanya arus bawah tidak terima. Itu kan sama dengan melakukan kepartaian ini seenak dia. Tidak mengikuti lagi aturan yang ada sesuai AD/ART," tutur Suharmi.
Yenny Wahid di acara diskusi "harapan baru dunia Islam" meneguhkan hubungan Indonesia-Malaysia di Gedung PBNU, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Sebelumnya, polemik internal PKB sudah didengar oleh Putri Almarhum Presiden Abdurrahman Wahid, Zannuba Arrifah Chafsoh atau Yenny Wahid.
ADVERTISEMENT
Melalui juru bicara Yenny Wahid, Imron Rosyadi Hamid, PKB di bawah Cak Imin disebut semakin oligarki. Hal itu dibuktikan dengan beberapa aduan yang disampaikan pada Yenny Wahid dari kader PKB di daerah.
Oleh karena itu, Yenny Wahid meminta tokoh-tokoh DPP PKB dan juga sesepuh agar mengingatkan Cak Imin. Hal ini penting agar Cak Imin mengembalikan kondisi PKB seperti sediakala.
Sementara Wakil Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, Maman Imanulhaq meminta pihak-pihak yang ingin mendorong Muktamar Luar Biasa tidak menyebar hoaks.
"Ini bulan Ramadhan. Momentum yang tepat untuk menoreh prestasi, bukan menebar hoaks dan iri dengki," kata Maman.
Maman menjelaskan bahwa saat ini seluruh pengurus PKB di semua tingkatan dari DPP, DPW, DPC, DPAC dan semua kader sedang bekerja dengan penuh semangat melakukan konsolidasi. Termasuk menyusun strategi pemenangan dan menghadirkan kesejahteraan di semua lapisan masyarakat.
ADVERTISEMENT