Dewi Nur Aisyah Paparkan Aplikasi Bersatu Lawan COVID di Depan Jokowi

10 Juni 2020 12:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dewi Nur Aisyah, PhD Foto: BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Dewi Nur Aisyah, PhD Foto: BNPB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi dan jajarannya berkunjung ke kantor BNPB yang merupakan markas Gugus Tugas COVID-19 di kawasan Pramuka, Jakarta Timur. Dalam kunjungan itu, Jokowi mendengarkan paparan dari Tim Pakar Gugus Tugas.
ADVERTISEMENT
Paparan pertama disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Letjen TNI Doni Monardo. Doni secara umum memberikan imbauan ke seluruh elemen masyarakat untuk gotong royong memutus penularan virus corona.
Setelah Doni, giliran ketua tim pakar Prof Wiku Adisasmito yang memberikan paparan. Secara garis besar, Wiku membahas soal kondisi terkini pemanfaatan data sebagai upaya penanggulangan COVID-19.
Berikutnya giliran anggota tim pakar Dewi Nur Aisyah yang menyampaikan progres kinerja Gugus Tugas. Doktor berusia 31 tahun itu menjelaskan kepada Jokowi dan para menteri dan gubernur yang mengikuti kegiatan itu secara virtual terkait navigasi data terintegrasi dari seluruh daerah di Indonesia melalui aplikasi Bersatu Lawan COVID-19 (BLC).
"Gugus Tugas telah mengembangkan sistem navigasi terintegrasi untuk mempercepat alur data dan memberikan informasi ke masyarakat terkait daerah rawan. Kami sudah memberikan akun ke lebih dari 10 ribu puskesmas, 2.900 rumah sakit, 514 dinkes kabupaten/kota, dan 34 untuk dinkes provinsi," kata Dewi di gedung BNPB, Rabu (10/6).
ADVERTISEMENT
Dewi, menurut Wiku dalam kesempatan terpisah, merupakan salah satu mastermind aplikasi tersebut. Di Gugus Tugas, dia tergabung dalam pakar epidemilogi.
Dewi menjelaskan, seluruh data di RS dan lab terintegrasi dan bisa diakses oleh gugus tugas pusat dan daerah. Termasuk kementerian lembaga, gubernur, bupati, wali kota, hingga kecamatan.
"Fungsi utama BLC itu muara atau integrator kesehatan dan nonkesehatan sampai pergerakan penduduk. Kita integrasikan big data, ada machine learning, ada analisis sampai ke info ke publik," papar Dewi, lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dan universitas di London ini.
dr Dewi Nur Aisyah Foto: BNPB
Di BLC, kata Dewi, kita bisa lihat peta sebaran pasien positif, PDP, ODP dan pemetaan sebaran kasus. Lalu ada sedikit demo survaillence yakni data positif berdasarkan jenis kelamin, penyakit dan gejala, keterangan tempat meninggal, jenis pekerjaan, jenis spesimennya dan lain -lain.
ADVERTISEMENT
"Termasuk pernah kontak tidak, tanggal rawatnya, pernah dirawat tidak, diisolasi tidak, insight kumulatif per 1 juta penduduk, dan angka kesehatan tertinggi," ucapnya sambil sesekali melihat bahan presentasi.
Dewi menjelaskan, BLC juga mengembangkan mobile apps untuk membantu masyarakat mengetahui daerah rawan, pemantauan harian, konsultasi dengan dokter dan psikolog.
"Pemda dan pusat bisa memantau pergerakan masyarakatnya. Kita bisa lihat berapa banyak orang yang diam di rumah dan berapa banyak yang gerak dengan kendaraan dan sepeda, apakah mereka ODP atau OTG," ungkapnya.
-----
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.