Di Forum CAS, Menhub Akan Bicara Kebangkitan Penerbangan RI Usai COVID-19

16 Mei 2022 18:06 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi diagendakan menjadi salah satu pembicara dalam sesi diskusi panel di Changi Aviation Summit 2022, Singapura. Acara tersebut digelar pada Selasa dan Rabu (18/5).
ADVERTISEMENT
Diketahui, lebih dari dua tahun setelah COVID-19 pertama kali muncul. Volume penumpang internasional turun drastis, mengingat terdapat sejumlah pembatasan yang diterapkan negara-negara untuk mencegah penularan virus tersebut.
Tak hanya internasional, sektor penerbangan domestik pun terimbas. Dampaknya, sektor penerbangan kepayahan. Bahkan, menurut Budi, jumlah pergerakan pesawat saat pandemi turun hingga 80 persen. Hanya 20 persen yang efektif beroperasi.
“Industri aviasi adalah industri yang paling tertekan di kala masa pandemi. Jadi kalau dalam kalkulasi kita secara kuantitatif, aviasi itu turun sampai 80 persen. Efektifnya 20 persen,” kata Budi di sela dinasnya di Singapura, Senin (16/5).
Meski, kata Budi, tak hanya sektor penerbangan saja. Transportasi darat pun terimbas saat pandemi. Contohnya transportasi kereta turun hingga 40 persen. Namun untuk transportasi laut, mengalami pertumbuhan 10 persen.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama dengan Sekjen Kemenhub Novie Riyanto. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
Dengan demikian, sektor penerbangan menjadi yang terdampak paling parah. Belum lagi ditambah dengan keterbatasan pesawat karena ketidakmampuan maskapai secara ekonomi dalam menyediakan pesawat.
ADVERTISEMENT
Diketahui, kebanyakan maskapai Indonesia saat ini menggunakan sistem leasing dalam pengadaan armada pesawat. Budi mengatakan, karena sektor ini terpukul, banyak pesawat yang kehilangan penerbangan, sehingga menyebabkan ketidakmampuan secara ekonomis bagi maskapai untuk membayar sewa kepada lessor.
Dampaknya, dari jumlah pesawat sekitar 550 yang ada di Indonesia pada 2019 sebelum pandemi, kini turun menjadi sekitar 350-an.
“Di Indonesia dari 550 menjadi 350 (pesawat),” kata Budi.
Namun demikian, Budi mengatakan bahwa sektor penerbangan secara bertahap pulih. Indonesia, menjadi salah satu negara yang terlihat jelas proses pemulihannya.
Jika saat pandemi penerbangan yang efektif hanya 20 persen saja, kini telah meningkat menjadi 80 persen. Bahkan, pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta, kata Budi, sudah mencapai 95 persen.
ADVERTISEMENT
Budi membeberkan apa saja yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan sektor penerbangan ini.
“Yang dilakukan adalah mendisiplinkan pergerakan pesawat secara lebih maksimal. Satu pesawat yang tadinya satu hari berputar yang dengan titik landas, 4 sampai 5 menjadi 7 atau 8. Sehingga efisiensi terjadi,” kata Budi.
Sehingga, meski jumlah pesawat menjadi sedikit, tetapi bisa dipergunakan secara maksimal. Di sisi lain, kondisi pandemi yang semakin membaik pun membawa dampak positif di sektor penerbangan.
Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kemenhub Novie Riyanto. Dia menyebut meski jumlah armada pesawat di Indonesia kini hanya 350 unit saja karena terimbas pandemi, tetapi bisa dimaksimalkan dengan penerbangan yang efektif.
“Sebagai contoh pergerakan pesawat kita, kita mengalami penurunan jumlah armada. Kenapa? Karena memang banyak sekali teman-teman operator kita menderita karena sebagian kan memang dikembalikan karena tidak harus membayar, membayar yang sangat besar, sehingga dikembalikan. Sekarang jumlahnya kurang lebih 350 pesawat udara, namun pada saat lebaran kemarin kita mengangkut di titik-titik tertentu lebih dari yang kita angkut pada tahun 2019,” kata dia dalam kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
“Di situ menunjukkan dengan adanya pesawat yang jumlahnya tidak terlalu banyak tetapi dengan pergerakan yang efisien kita mendorong operasi bandara itu beroperasi lebih panjang, sehingga rotasi pesawat akan efisien. Kemudian angka-angka yang kita kumpulkan yang tadinya mungkin utility pesawat itu di tahun 2019 8-9 jam sekarang mungkin bisa 11-12 jam rata-rata. Artinya menunjukkan dengan efisiensi yang baik dengan pelayanan yang kita tingkatkan akan bisa mendorong pertumbuhan akan baik,” sambung dia.
Budi mengatakan, kisah Indonesia ini perlu untuk disampaikan kepada masyarakat Internasional. Indonesia perlu menyampaikan kepada dunia bahwa sektor aviasi di tanah air berpotensi untuk terus meningkat. Sehingga, investor dan perusahaan penerbangan melihat bahwa Indonesia memiliki prospek yang baik.
“Aviasi agak unik seperti properti. Dia akan jatuh paling dalam tetapi aviasi akan mewarnai kebangkitan suatu ekonomi suatu kawasan apabila market yang memungkinkan, dan dia akan menjadi lokomotif, dengan adanya mobilitas maka ekonomi bergerak. Itu yang akan kita ceritakan ke teman-teman di ASEAN,” ucap Budi.
ADVERTISEMENT

Lebih dari 300 Pemimpin Aviasi Global Hadiri CAS

Lebih dari 300 pemimpin aviasi global dan eksekutif senior di Singapura akan menghadiri CAS. Mereka berasal dari 45 negara, termasuk menteri transportasi dari berbagai negara, otoritas penerbangan sipil, organisasi internasional, pihak maskapai penerbangan, produsen pesawat hingga penyedia layanan navigasi udara.
Mereka akan bertemu di Singapura untuk peresmian CAS yang akan diadakan di Sands Expo and Convention Centre. CAS sendiri merupakan suatu acara penerbangan pertama yang diadakan di kawasan sejak awal COVID-19.
Menteri Transportasi dan Menteri Hubungan Perdagangan Singapura, S Iswaran, akan menyampaikan pidato pembukaan CAS, dengan pidato utama dari President Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) Salvatore Sciacchitano; Direktur 1 Umum, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), Willie Walsh; dan Direktur Jenderal, Airports Council International (ACI) World, Luis Felipe de Oliveira.
ADVERTISEMENT
Selain itu, akan ada juga Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan kesepakatan untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia global dan untuk mempromosikan standar keselamatan penerbangan di kawasan Asia Pasifik.
MoU antara Singapura dan ICAO untuk memperpanjang Program Pelatihan Negara Berkembang Singapura-ICAO (DCTP). Kemudian kesepakatan antara CAAS dan Flight Safety Foundation (FSF) untuk bersama-sama menyelenggarakan Asia-Pacific Summit for Aviation Safety (APSAS).
Kevin Shum selaku Ketua Panitia Penyelenggara Changi Aviation Summit mengatakan CAS ini akan menyediakan berkontribusi untuk meningkatkan penerbangan sipil usai pandemi.
“Ketika dunia pulih dari pandemi COVID-19, kami melihat pemulihan perjalanan udara yang sehat. Changi Aviation Summit menyediakan platform yang tepat waktu bagi para pemimpin penerbangan global, pembuat kebijakan, dan eksekutif penerbangan senior untuk berkumpul dan berkomitmen untuk menghidupkan kembali operasi penerbangan sipil internasional dengan cara yang aman, berkelanjutan, dan inklusif. Singapura merasa sangat terhormat dapat menyediakan platform ini untuk penerbangan percontohan,” ucapnya.
ADVERTISEMENT