Di Forum G20, Menlu Retno Serukan Perang Rusia-Ukraina Dihentikan

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyerukan agar perang antara Rusia dan Ukraina yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun ini harus dihentikan. Upaya penyelesaian konflik dengan cara damai harus terus dilakukan.
Seruan tersebut disampaikan Retno pada Kamis (2/3) saat menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 (Foreign Ministers Meeting/FMM) di Kota New Delhi, India.
Diplomat top ini pun menyinggung soal dampak perang yang sangat signifikan terhadap terhambatnya pemulihan global di masa sekarang dan ancaman perdamaian yang ditimbulkannya di masa depan.
“Jika perang di Ukraina terus berlanjut, situasi global akan makin memburuk. Oleh karena itu, perang harus dihentikan. Penyelesaian secara damai harus terus diupayakan,” ungkap Retno.
Retno menambahkan, terjadinya konflik jangka panjang antara Rusia dan Ukraina semakin menunjukkan bagaimana pentingnya menghormati hukum internasional serta pembangunan fondasi keamanan kawasan yang menyeluruh.
Semua aspek-aspek ini diperlukan demi menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran regional.

Dengan terciptanya aspek-aspek tersebut, maka sekaligus dapat mendorong terwujudnya semangat kolaborasi dan multilateralisme dalam menghadapi tantangan global bersama-sama.
Dikutip dari siaran pers yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri RI, Retno juga menyinggung soal tujuan serupa yang hendak dicapai ASEAN dalam lima dekade terakhir.
Sehubungan dengan kesempatan Indonesia sebagai pemegang keketuaan ASEAN di tahun ini, maka Retno pun berkomitmen agar pembangunan fondasi keamanan kawasan berdasarkan hukum internasional dapat terwujud di kawasan Indo-Pasifik.
“Keketuaan Indonesia di ASEAN akan bekerja keras untuk memperluas upaya ini ke kawasan Indo-Pasifik. Indonesia akan fokus mendorong implementasi konkret ASEAN Outlook on the Indo-Pacific agar semua negara dapat berkembang bersama,” jelas dia.

Sebelumnya, pada November 2022 lalu Indonesia telah merekomendasikan pembentukan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dalam Pertemuan Dewan Politik Keamanan ASEAN (APSC) ke-25 di Ibu Kota Phnom Penh, Kamboja.
Kala itu, Retno menyinggung soal potensi kerja sama maritim, terutama di kawasan Indo-Pasifik yang sangatlah besar, tetapi masih belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Terkait posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada tahun ini, maka isu kerja sama maritim dan penerapan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific akan menjadi salah satu prioritas utama.