Di KTT P4G, Jokowi Bicara 3 Langkah Wujudkan Pembangunan Hijau

31 Mei 2021 11:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo. Foto: Tracey Nearmy / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo. Foto: Tracey Nearmy / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo memberikan sambutannya secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) P4G - Partnering for Green Growth and Global Goals 2030 yang digelar di Korea Selatan, Minggu (30/5).
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengungkap 3 langkah dalam mewujudkan pembangunan hijau. Pertama, mewujudkan enabling environment yang mendorong sinergi antara investasi dan penciptaan lapangan kerja dengan pembangunan hijau.
"Indonesia telah menerapkan perencanaan pembangunan rendah karbon yang menjadi bagian tak terpisahkan dari rencana pembangunan jangka menengah nasional," kata Jokowi dalam video sambutannya yang diunggah di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (31/5).
"Indonesia juga telah meluncurkan Undang-Undang Cipta kerja sebagai wujud komitmen Indonesia untuk memastikan agar kemajuan ekonomi dan sosial masyarakat tidak merugikan lingkungan," tambahnya.
Selain itu, langkah kedua adalah mendorong inovasi dalam memobilisasi sumber daya pendukung bagi implementasi pertumbuhan hijau.
"Ketersediaan dukungan pendanaan dan transfer teknologi merupakan kunci sukses bagi pembangunan hijau bagi netralitas karbon," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi juga menegaskan lndonesia selalu terbuka bagi investasi dan transfer teknologi.
Dia menjelaskan sejauh ini Indonesia tengah mengembangkan kawasan industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara. Kawasan itu mempunyai potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan.
"Indonesia juga memiliki visi untuk membangun pasar karbon dan akan menjadi pemilik stok karbon terbesar di dunia," jelasnya.
Terakhir, Jokowi mendorong kerja sama konkret yang bisa segera efektif dilaksanakan dan bisa berkelanjutan.
Dia menegaskan harus menghindari proteksionisme yang berkedok isu lingkungan. Sementara, parameter pro lingkungan harus jelas serta dijalankan secara jujur dan transparan.
"Kerja sama dan upaya bersama untuk menyelesaikan masalah bersama menjadi syarat fundamental bagi kesuksesan ekonomi hijau apalagi di saat dunia dalam masa pemulihan pandemi sekarang ini," katanya.
ADVERTISEMENT
"Dan saya tegaskan bahwa Indonesia berkomitmen tinggi untuk bersama-sama dunia mewujudkan kehidupan yang lebih berkelanjutan inklusif dan ketahanan," pungkasnya.