Di MUI, Puan Kenang Amanat Taufiq Kiemas ke Din Syamsuddin untuk Membimbingnya

19 Februari 2020 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPR RI Puan Maharani (kedua kiri) menghadiri Rapat Pleno Ke-50 Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPR RI Puan Maharani (kedua kiri) menghadiri Rapat Pleno Ke-50 Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua DPR Puan Maharani menyambangi kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam rangka silaturahmi dengan Dewan Pertimbangan.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Puan merasa bangga bisa berbicara di depan jajaran Dewan Pertimbangan MUI. Dia berharap ke depannya silaturahmi bisa digelar rutin.
"Ini merupakan hal yang sangat membanggakan karena setelah dilantik 20 Oktober 2019, saya bisa dilantik dan bertemu bapak ibu ini sekalian. Semoga kehadiran saya di acara ini semakin meningkatkan ukhuwah islamiyah di antara kita semua," kata Puan di ruang rapat pleno MUI, Jakarta Pusat, Rabu (19/2).
Puan duduk semeja bersama Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin dan Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah. Puan lalu mengenang pesan almarhum ayahnya, Taufiq Kiemas, kepada Din Syamsuddin.
Ketua DPR RI Puan Maharani (kedua kiri) menghadiri Rapat Pleno Ke-50 Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
"Kalau Prof Din selalu manggil saya Mbak Puan. Dulu almarhum Pak Taufiq Kiemas selalu memanggil saya mbak. Bapak, alhamdulillah, ayah saya selalu cerita dan satu hal yang menjadi amanat almarhum Pak Taufiq Kiemas kepada Bang atau Prof Din Syamsuddin adalah tolong selalu membimbing dan mengawal Mbak Puan," kata Puan yang kemudian disambut tepuk tangan meriah jajaran Wantim MUI.
ADVERTISEMENT
"Katanya hal itu disampaikan dua minggu sebelum beliau wafat. Jadi, terima kasih Prof Din yang masih mengingat amanat dari ayah saya," sambungnya.
Ketua DPP PDIP itu menjelaskan, dirinya tak asing dengan lingkungan Islam. Sebab, Bung Karno --kakeknya-- merupakan sosok yang dekat dengan kelompok-kelompok Islam.
Contohnya, Bung Karno pernah menjadi santri HOS Tjokroaminoto dan berguru ke tokoh Persis Bandung Kiai Ahmad Hasan. Bahkan Istri Sukarno, Fatmawati, pernah memimpin organisasi perempuan Muhammadiyah yaitu Aisyiyah.
"Nilai-nilai keislaman dan kebangsaan Bung Karno itulah yang memberikan semangat perjuangan bagi Ibu Megawati Soekarnoputri," tutupnya.