Di Muktamar, Said Aqil Ajak Doakan Katib Syuriah PWNU Jateng yang Meninggal

22 Desember 2021 11:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj di acara Muktamar NU. Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj di acara Muktamar NU. Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj ikut memanjatkan doa bagi Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Ahmad Sya'roni, yang meninggal dunia, Senin (20/12) pagi kemarin. Sya'roni meninggal dalam perjalanan menuju lokasi Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di Lampung.
ADVERTISEMENT
Said Aqil meminta para peserta pembukaan Muktamar NU untuk ikut memanjatkan al-fatihah untuk almarhum sebelum menutup pidatonya.
"Saya mohon dengan ikhlas bacaan Al-Fatihah untuk almarhum Kiai Haji Sya'roni Katib Syuriah NU Jawa Tengah yang meninggal di RS Cipto (RSCM)," ucap Said Aqil di lokasi, Rabu (22/12).
Ia menjelaskan kejadian saat almarhum meninggal dunia di Jakarta. Saat itu, Sya'roni tiba di Stasiun Gambir dan hendak menuju Lampung untuk menghadiri Muktamar.
"Turun dari kereta menuju ke Lampung, turun di Stasiun Gambir, salat subuh, istirahat, eh tidak sadarkan diri, dibawa ke RS kemudian meninggal dunia. Mudah-mudahan arwahnya diterima di sisi Allah," kata Said Aqil.
Setelah itu, ia mengajak para peserta, termasuk Presiden Jokowi hingga Wapres Ma'ruf Amin untuk memanjatkan doa kepada almarhum.
Ketua Umum Penggurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj. Foto: Dok. Nahdlatul Ulama
Ahmad Sya’roni meninggal di RSCM Jakarta sekitar pukul 07.30 WIB. Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah, Sholahuddin Aly, sebelumnya mengkonfirmasi kabar meninggalnya Sya'roni.
ADVERTISEMENT
“Betul, Beliau perjalanan menuju Muktamar Lampung dari Semarang naik KAU Argo Bromo Anggrek,” kata Aly kepada wartawan, Selasa (21/12)
“Tiba di stasiun seusai salat Subuh beliau bertiga bersama Rais Syuriah dan ketua tandfizhiyah mau ngopi. Di tengah proses pembuatan kopi itu beliau mojok mau sandaran. Mau istirahat. Terus tiba-tiba tak sadarkan diri. Lalu minta bantuan pos kesehatan KAI datang memeriksa. Tapi tak berani memastikan. Lantas dicarikan ambulans dan dibawakan ke RSCM. Oleh dokter beliau dipastikan wafat,” tutup dia.