Gatot Nurmantyo berbicara di Dialog Nasional Reuni 212.

Di Reuni 212, Gatot Nurmantyo Bicara Penyimpangan dan Ketidakadilan

2 Desember 2020 13:55 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gatot Nurmantyo berbicara di Dialog Nasional Reuni 212, Rabu (12/2). Foto: Dok. Youtube Front TV
zoom-in-whitePerbesar
Gatot Nurmantyo berbicara di Dialog Nasional Reuni 212, Rabu (12/2). Foto: Dok. Youtube Front TV
ADVERTISEMENT
Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo turut hadir dan menyampaikan pandangannya pada acara reuni 212 yang diadakan secara virtual, Rabu (2/12).
ADVERTISEMENT
Presidium KAMI itu memulai dengan memuji Habib Rizieq yang menyerukan revolusi akhlak dengan pendekatan Pancasila. Menurutnya, hal itu membantah anggapan Rizieq anti-Pancasila.
"Revolusi akhlak ini diiris dengan pisau Pancasila. Tidak bisa dipungkiri, Habib Rizieq seorang nasionalis yang mengawal Pancasila yang juga dikawal oleh KAMI yang mengawal gerakan moral cita-cita luhur bangsa Indonesia," ucap Gatot.
Gatot Nurmantyo berbicara di Dialog Nasional Reuni 212, Rabu (12/2). Foto: Dok. Youtube Front TV
Hadir dalam reuni itu sejumlah tokoh di studio 1 yaitu Refly Harun, Mardani Ali Sera, Slamet Maarif, Yusuf Martak, Rocky Gerung, dan lainnya. Hadir juga virtual Hidayat Nur Wahid, Buya Yahya, dan lainnya.
Gatot lalu menyoroti penerapan Pancasila oleh pemerintah, dimulai sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Ia memaparkan ada salah kaprah di pemerintahan republik Indonesia, khususnya menyangkut pemahaman agama dan berpolitik.
ADVERTISEMENT
"Ada penyimpangan, dibilang agama tidak boleh berpolitik. Ingat UU 1945 pasal 29 ayat 1, bahwa negara berdasar Ketuhanan yang Maha Esa. Dengan demikian tidak ada dalam keputusan apa pun juga, sebagai orang Islam yang dengan agamanya, Katolik ya agamanya, karena semua agama bertujuan dengan kebaikan," ucap Gatot.
Habib Rizieq Syihab hadir secara virtual di Dialog Nasional Reuni 212, Rabu (2/12). Foto: Front TV
Gatot menarik kesimpulan tersebut dari Sila ke-2 Pancasila, yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila tersebut merupakan pengejawantahan dari bentuk Indonesia sebagai nation state, di mana semua suku, agama, bangsa, ras tergabung menjadi satu.
"Tidak ada yang dibeda-bedakan satu pun juga, tidak ada warga kelas 1 dan kelas 2, national state itu 1," lanjut Gatot.
Atas dasar itu, Gatot lantas menyinggung keadilan dengan menyindir pihak kepolisian yang ingin memeriksa Habib Rizieq Syihab atas dugaan pelanggaran aturan di masa pandemi. Bagi Gatot, tidak adil jika hanya Rizieq yang diperiksa.
ADVERTISEMENT
"Singkat saja, apa yang terjadi belakangan ini, tentang pemeriksaan Habib Rizieq Syihab. Kalau negara ini adil dan beradab, maka semua yang kumpulan-kumpulan itu periksa semuanya," ujarnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten