Di Tengah Wabah Corona, Ebola Kembali Muncul di Kongo
ADVERTISEMENT
Di tengah wabah virus corona yang mendera dunia, penyakit Ebola kembali muncul di Afrika, tepatnya di Republik Demokratik Kongo. Padahal awal Maret lalu, Ebola dikira sudah punah dengan keluarnya pasien terakhir dari rumah sakit Kongo.
ADVERTISEMENT
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, pada Minggu (12/4), mengumumkan Ebola kembali muncul di Kongo sejak Kamis lalu. Dalam tiga hari terakhir, Ebola telah menewaskan dua orang di negara itu.
Kasus kematian pertama setelah 50 hari tanpa kasus Ebola menimpa seorang pria di kota Beni. Pasien berusia 26 tahun itu meninggal dunia pada Kamis lalu. Pasien kedua yang meninggal karena Ebola adalah bayi berusia 11 bulan yang melakukan kontak dengan penderita pertama.
Kasus ini mengejutkan sekaligus memilukan bagi Kongo. Hari Minggu ini seharusnya negara itu akan merayakan berakhirnya wabah Ebola.
Pada 3 Maret lalu, perawat di rumah sakit di Beni bersuka cita merayakan keluarnya pasien Ebola terakhir di Kongo. Mereka menari dan bernyanyi, mengira Ebola telah musnah di bumi mereka.
ADVERTISEMENT
WHO mengatakan tim mereka di Kongo akan bekerja menyelidiki peristiwa ini. "Walau bukan berita yang membahagiakan, tapi peristiwa ini telah kami antisipasi. Kami mempertahankan tim respons di Beni dan wilayah berisiko tinggi lainnya," kata Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Peristiwa ini terjadi di tengah upaya Kongo memerangi virus corona . Saat ini ada 234 kasus corona di Kongo dengan 20 kematian.
Ebola sendiri muncul di negara-negara Afrika pada 2018 lalu. Hingga saat ini, Ebola telah menewaskan lebih dari 2.200 orang. Untuk bisa dinyatakan bebas Ebola, Kongo masih harus melalui masa inkubasi 42 hari tanpa penderita baru.
Penyakit virus Ebola atau EVD ditularkan oleh kelelawar atau primata kepada manusia melalui kontak langsung atau konsumsi dagingnya. Penularan ebola antarmanusia sangat mudah, melalui sentuhan atau cairan tubuh.
ADVERTISEMENT
Gejala Ebola adalah sakit kepala, nyeri otot dan sendi, kelelahan, diare, muntah-muntah, hingga memar. Walau penyakit langka, tapi Ebola sangat mematikan. WHO mencatat tingkat kematian akibat Ebola mencapai 50 persen.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!