Diduga Terjangkit Corona, 2.600 Tentara Amerika Jalani Isolasi di Eropa

21 Maret 2020 4:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga menggunakan masker mengisi surat suara pemilihan Presiden Amerika Serikat di Ottawa, Illinois, Amerika Serikat.  Foto: REUTERS / Daniel Acker
zoom-in-whitePerbesar
Warga menggunakan masker mengisi surat suara pemilihan Presiden Amerika Serikat di Ottawa, Illinois, Amerika Serikat. Foto: REUTERS / Daniel Acker
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekitar 2.600 personel militer Amerika Serikat dan sejumlah warga sipil lainnya, diharuskan menjalani isolasi di Eropa. Isolasi perlu dilakukan kepada 2.600 personel militer AS itu setelah sebelumnya pihak otoritas setempat mengidentifikasi dan menduga mereka turut terjangkit virus corona.
ADVERTISEMENT
Jumlah itu disebut lebih tinggi dari data yang sebelumnya diungkapkan oleh Pentagon, yang menyatakan bahwa mereka yang diisolasi berdasarkan catatan riwayat perjalanan dan alasan lainnya. Namun Pentagon tidak merinci secara jelas alasan apa yang dimaksud.
"Orang-orang ini belum tentu sakit, tetapi mungkin mereka telah terpapar dan mereka pun telah mengikuti seluruh proses pencegahan kesehatan yang ditetapkan," ungkap pihak Pentagon dalam pernyataannya, dilansir Reuters, Sabtu (21/3).
"Angka itu termasuk bagi mereka yang mungkin telah menjalani tes, tetapi dinyatakan tak positif terjangkit. Dan bagi mereka yang memang dinyatakan positif setelah menjalani tes, ada sekitar 35 (orang)," sambungnya.
Total terdapat sekitar 72.000 personel militer AS yang ditempatkan di seluruh wilayah Eropa.
Jenderal Angkatan Udara yang juga komandan di wilayah komando Eropa, Tod Wolter, sebelumnya mengatakan, bahwa 2.600 personel itu tak seluruhnya diisolasi. Hal itu pun turut diamini pihak Pentagon.
Ilustrasi Tentara AS Foto: Reuters
Wolter menyatakan bahwa ia telah melakukan hubungan komunikasi melalui sambungan video dengan personel yang dinyatakan positif terjangkit corona.
ADVERTISEMENT
"Ini merupakan tantangan terbesar bagi saya yang bertanggungjawab pada mereka yang telah dikarantina selama 14 hari. Saya harus memastikan bahwa mereka bisa memahami taktik, teknik, dan prosedur, dan aturan yang kami tetapkan," kata Wolter.
"Dan singkat cerita, mereka melakukannya," imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Letnan Jenderal yang juga Jenderal Tinggi Angkatan Darat AS di wilayah Eropa, Christopher Cavoli mengatakan bahwa rekan-rekannya yang ditempatkan di Polandia dan Italia terbukti positif terkena virus corona. Mereka dinyatakan positif setelah menghadiri konferensi dengannya pada 6 Maret lalu.
"(Saat itu) Tidak ada yang menunjukkan gejala apa pun, semuanya baik-baik saja," pungkas Cavoli.