Dinas Pendidikan DKI Revisi Anggaran Rp 123 M untuk Beli Pulpen

30 Oktober 2019 15:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pulpen. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pulpen. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah anggaran Pemprov DKI yang tercantum dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun 2020 menjadi sorotan publik karena dianggap janggal. Salah satunya adalah anggaran pendidikan untuk pengadaan pulpen yang mencapai Rp 123.886.800.000.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pendidikan DKI Syaifullah mengatakan, pihaknya akan segera menyampaikan penyesuaian atau revisi anggaran pendidikan di KUA-PPAS 2020 ke Komisi E, termasuk anggaran pengadaan pulpen yang mencapai hampir Rp 124 miliar itu.
"Kami menunggu tahapan, atau mengikuti tahapan, dan hari ini kita sampaikan ke Komisi E ada beberapa penyesuaian termasuk hal ini," kata Syaifullah di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/10).
"Kami sudah siapkan bahan untuk revisi. Insyaallah hari ini kami akan sampaikan ke DPRD untuk kita kemudian akan sesuaikan untuk tahapannya," imbuhnya.
Pulpen Pen Drawing 0,1. Foto: Dok. Istimewa
Menurutnya, anggaran yang terlampir dalam e-budgeting bersifat sementara dan akan terus disesuaikan ke depannya. Sehingga, anggaran yang dianggap tak lazim dipastikan tak akan dianggarkan.
"Itu juga anggaran itu disusun oleh suku dinas dan itu adalah sementara. Nanti semuanya akan kita sesuaikan dengan hasil dari kas masing-masing sekolah yang tentu untuk proses penyesuaian," jelas Syaifullah.
ADVERTISEMENT
Anggaran Pemprov DKI untuk pengadaan pulpen tersebar di media sosial. Anggaran itu mencapai Rp 123.886.800.000 dengan harga satuan Rp 105.000. Sementara spesifikasi pulpen adalah Pen Drawing 0,1 70,5. Foto anggaran tersebut diambil dari laman apbd.jakarta.go.id.
Salah satu pihak yang mempertanyakan anggaran tak lazim ini adalah anggota DPRD DKI dari PSI, William Aditya Sarana. William juga mempertanyakan pengadaan lem aibon yang mencapai Rp 82 miliar.