Dinkes Bali Monitor Karyawan Hotel Tempat WN Jepang yang Positif Corona Menginap

25 Februari 2020 15:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan yang mengenakan kimono dan masker mengunjungi Kuil Sensoji di distrik Asakusa di Tokyo, Jepang. Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan yang mengenakan kimono dan masker mengunjungi Kuil Sensoji di distrik Asakusa di Tokyo, Jepang. Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan Bali memonitor kesehatan sejumlah karyawan hotel tempat Warga Negara Jepang yang terkena virus corona di Denpasar. Hal ini sebagai antisipasi penyebaran virus corona usai WN Jepang tersebut dinyatakan positif corona setelah pulang dari Bali.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Bali I Ketut Suarjaya mengatakan, monitoring atau pemantauan dilakukan selama 14 hari sesuai masa inkubasi virus corona. Yakni, sejak Rabu (19/2) saat WN Jepang kembali ke negaranya hingga Rabu (4/3).
Namun, dia enggan menyebut jumlah karyawan hotel yang dimonitor. Fokus monitor kesehatan terletak pada karyawan yang sempat melakukan kontak dengan WN Jepang tersebut.
Dari pemeriksaan awal, tidak ada ditemukan gejala sakit berupa demam, pilek, batuk, dan sesak napas, terhadap sejumlah karyawan hotel itu. Gejala ini merupakan awal pneunomia yang berujung pada corona.
Simulasi penanganan pasien yang diduga terinfeksi virus Corona di RSUP Sanglah Denpasar, Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
"Sudah kita lakukan contact tracing, pekerja yang ada di hotel sudah diperiksa, ditanya riwayat ada sakit dan ternyata belum ada. Belum ada yang sakit demam, batuk, pilek, sesak napas belum ada. Tapi tetap kita observasi sampai 4 Maret. Karena 14 hari (masa inkubasi virus corona)," kata Suarjaya saat dihubungi, Selasa (25/2).
ADVERTISEMENT
Monitor akan dilakukan secara berkala tim Dinas Kesehatan Bali. Hotel akan dimintai keterangan mengenai kondisi karyawan setiap beberapa hari.
"Artinya dicek ada tidak dalam kurun waktu beberapa hari ini, ada yang sakit? Kalau sakit biasa kan enggak termasuk. Demam, batuk, pilek sesak nafas itu yang kita observasi. Kalau panas biasa banyak orang panas. Yang memenuhi kriteria," kata dia.
"Kita tanya dulu manajemen dan kita monitor selama kurun waktu 14 hari kalau ada kecurigaan kita periksa. Fisik kalau perlu rontgen dan seterusnya kan ada SOP-nya," sambung Suarjaya.
Suarjaya mengaku telah meminta daftar karyawan hotel. Dia juga telah meminta daftar kesehatan karyawan ke klinik hotel. Hasilnya belum ada karyawan hotel yang sakit.
ADVERTISEMENT
"Di sana juga ada klinik, daftar pengunjungnya juga kita cek, selama kurun waktu mulai tanggal 19 Februari, ada enggak yang sakit.
Ruangan untuk pasien yang diduga terinfeksi virus Corona di RSUP Sanglah Denpasar, Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Pria WN Jepang yang positif corona ini berusia 60 tahun. Dia merupakan pegawai pusat kesehatan panti jompo di Tokyo. Menurut laporan NHK, pria itu sempat mengeluhkan gejala demam dan flu pada 12 Februari, lalu berobat ke pusat medis Jepang. Pada 13 Februari, dia diizinkan pulang dan menghabiskan waktu di rumah hingga 14 Februari.
Pada 15 Februari, pria itu pergi bersama keluarganya mengunjungi Indonesia. Namun, setelah kembali ke Jepang pada 19 Februari, ia langsung dirawat di RS karena mengalami dispnea atau kesulitan bernapas, dan kini dalam kondisi serius.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Tokyo kini sedang menyelidiki seluruh kemungkinan lokasi penularan, kontak dekat, termasuk orang-orang yang ada di panti jompo tempat pria itu bekerja.