Dinkes Bengkulu Lacak Kegiatan 1 Jemaah Tablig Positif Corona yang Meninggal

1 April 2020 16:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Agung At Taqwa, Kota Bengkulu disegel.  Foto: ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Agung At Taqwa, Kota Bengkulu disegel. Foto: ANTARA
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mulai melacak jejak kegiatan pasien positif corona yang meninggal di Rumah Sakit M. Yunus (RSMY) pada Selasa (31/3).
ADVERTISEMENT
Pasien itu berinisial HN (56) yang merupakan warga Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung dan juga anggota jemaah tablig.
"Kita sudah turunkan tim untuk melakukan tracing perjalanan HN untuk mengetahui dengan siapa saja yang bersangkutan sempat kontak erat," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni, Rabu (1/4).
Herwan tak menjelaskan di mana saja lokasi yang pernah didatangi HN selama dua pekan berada di Bengkulu. HN diketahui masuk bersama rombongan 24 jemaah tablig ke Bengkulu pada tanggal 5 Maret 2020. Mereka tinggal di Masjid Agung At Taqwa Kota Bengkulu.
HN ini diketahui pernah mengunjungi salah satu desa di Provinsi Bengkulu. Adalah Desa Bukit Peninjauan yang pernah didatangi oleh HN.
"Yang bersangkutan hanya semalam menginap di desa kami kemudian minta diperpanjang tapi tidak kami perpanjang," Kata Kepala Desa Bukit Peninjauan Sweri, dilansir Antara, Rabu (1/4).
ADVERTISEMENT
Sweri menambahkan HN juga sempat berkeliling di sekitar desa dan berinteraksi dengan masyarakat, termasuk dengan dirinya sendiri.
Sweri telah berkoordinasi dengan Polsek setempat untuk menyemprotkan disinfektan di desa. Namun, hal tersebut terkendala biaya.
Sementara dana desa belum turun sehingga masyarakat melakukan sumbangan secara swadaya namun tidak seberapa.
"Kami meminta pemerintah membantu pengadaan disinfektan agar masyarakat desa tidak was-was,” ucapnya.
Sweri menambahkan bahwa pasien tersebut datang bersama lima orang rekannya yang merupakan jemaah tablig untuk berdakwah di desa dan tinggal di mesjid.
Ia menyebutkan bahwa saat ini di desa tersebut ada lima warga yang baru datang dari Kota Semarang dan Kota Tasikmalaya.
“Saat ini saya mengalami kesulitan. Mereka ingin kembali ke daerahnya namun ditolak karena masuk zona merah tapi kami telah meminta bidan untuk memberikan obat," kata Sweri.
ADVERTISEMENT
--------- kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!