Dinkes di Kaltim Teriak Vaksin Corona Langka, Pernah Seminggu Tak Vaksinasi

4 Agustus 2021 13:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menunjukkan kartu vaksinasi, Rabu (14/7).  Foto: Rony Muharrman/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menunjukkan kartu vaksinasi, Rabu (14/7). Foto: Rony Muharrman/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kelangkaan vaksin corona yang mulai dilaporkan di sejumlah provinsi telah mengakibatkan terhambatnya proses vaksinasi. Apalagi capaian vaksinasi masih terbilang cukup rendah untuk bisa mencapai target herd immunity.
ADVERTISEMENT
Kalimantan Timur kini termasuk provinsi luar Jawa dan Bali yang punya penambahan kasus baru cukup tinggi. Ini termasuk juga yang terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara. Ditambah lagi dengan kendala pasokan vaksin yang tersedia.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara, dr. Martina Yulianti. Menurutnya, pihaknya siap untuk melangsungkan vaksinasi hingga 4 ribu per hari, namun hal tersebut terhambat karena distribusi vaksin dari pemerintah pusat yang lamban.
"Ada permasalahan yang mengganggu juga, Sebenarnya kami sebagai vaksinator siap. Kami bisa punya laju vaksinasi sampai 4 ribu per hari namun yang kita hadapi sekarang kelangkaan vaksin," ujar dr. Martina dalam 'Dialog Produktif: Kenal dan Cegah Varian Baru Virus COVID-19' yang ditayangkan di YouTube Lawan COVID-19 ID, Rabu (4/8).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, capaian vaksinasi yang baru mencapai 16 persen tersebut dipengaruhi karena adanya jeda waktu distribusi hingga seminggu lamanya. Stok vaksin harus dihabiskan terlebih dahulu sebelum mendapat kiriman tambahan. Alhasil, selama menunggu tersebut pihaknya tidak melakukan vaksinasi sama sekali.
"Karena ini mempengaruhi waktu distribusi. Ketika kami dengan 32 faskes tingkat pertama itu masih ada 10 ribu dosis, kemudian harus dihabiskan dulu baru dikirimkan. Ini tentu butuh 1 minggu otomatis kita 1 minggu nggak ngapa-ngapain karena vaksinnya nggak ada," tambahnya.
Untuk itu, ia berharap agar pemerintah pusat lebih memperhatikan lagi mengenai persoalan distribusi vaksin pada daerah yang memiliki karakteristik geografis yang beragam.
"Jadi sebenarnya kami berharap agar distribusi bisa lebih diperhatikan lagi dengan melihat karakteristik geografis wilayah. Sampai hari ini yang kami anggap menghambat adalah distribusi ini. Sehingga cakupan rendah, dan untuk masyarakat rentan rendah ini yang menimbulkan angka kematian tinggi," tutup dr. Martina.
ADVERTISEMENT