Banjir, Jaktim

Dipanggil Polisi, Kasudin SDA Jakbar Jelaskan Pompa Mati Saat Banjir

7 Januari 2020 17:34 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pejalan kaki melintas di tengah banjir, di Jl Perindustrian, Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020). Foto: Irfan Adi Saputa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pejalan kaki melintas di tengah banjir, di Jl Perindustrian, Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020). Foto: Irfan Adi Saputa/kumparan
ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya memanggil Kasudin SDA Jakarta Barat Purwanti Suryandari untuk mengklarifikasi laporan dari sejumlah masyarakat terkait tidak berfungsi pompa air di Jakarta Barat saat banjir melanda.
ADVERTISEMENT
Purwanti menjelaskan, tuduhan pompa air yang tidak berfungsi tersebut. Purwanti mengatakan seluruh pompa di Jakarta Barat telah berfungsi secara normal sebelum banjir datang.
Banjir merendam kawasan Jalan Jatinegara Barat, Kampung Pulo, Jakarta, Kamis (2/1). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
“Di DKI, Daan Mogot terutama. Daan Mogot kan emang tempat kumuh, saya juga sempat ke sana. Tapi kan apa namanya sebelum banjir datang, pompa kita sih operasi, maksudnya enggak rusak,” kata Purwanti saat dihubungi, Selasa (7/1).
“Kalaupun ada yang rusak, kita backup sama pompa mobile gitu kan, ada satu titik tuh. Tapi selebihnya sih baik-baik aja. Maksudnya, operasi seperti biasa,” ujar Purwanti.
Purwanti melanjutkan, pompa baru berhenti beroperasi setelah banjir merendam pompa tersebut. Saking tingginya banjir, kata Purwanti, sampai turut merendam pompa mobile.
Personel kepolisian dan TNI mengevakuasi warga yang terjebak banjir di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta, Rabu (1/1). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
“Kan waktu itu malam itu kan hujan, operasi dia mompa gitu. Cuma begitu air masuk, kan air masuk, limpas ya, pompa-pompa kita di pinggir kali sebagaian besar. Nah begitu limpas, masuk ke rumah pompa. Nah sebagian ada yang kerendam, panel, genset,” kata Purwanti.
ADVERTISEMENT
“Bahkan kalau pompa mobile yang kita taruh di pinggir itu kerendam, ya udah enggak bisa operasi. Kalau kerendem mau gimana,” ujar Purwanti.
Purwanti mengatakan setelah banjir, pompa-pompa itu baru dimatikan. Sebab, jika tidak bisa menyebabkan korsleting listrik.
“Bisa rusak, kesetrum, kan elektrik semua. Misal udah limpas kita buang ke mana. Kan fungsi pompa untuk salurkan air dari permukiman ke kali, atau saluran makronya, kalau saluran makronya lebih tinggi,” ujar Purwanti.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten