Dirut RS Sulianti Saroso: Tambahan Nakes Profesional, Bukan Relawan Bantu-bantu

25 Juni 2021 10:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua orang tenaga kesehatan beristirahat sejenak saat menunggu pasien di ruang isolasi COVID-19 Rumah Sakit Umum (RSU) Dadi Keluarga, Kabupetan Ciamis, Jawa Barat, Senin (14/6/2021).  Foto: Adeng Bustomi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Dua orang tenaga kesehatan beristirahat sejenak saat menunggu pasien di ruang isolasi COVID-19 Rumah Sakit Umum (RSU) Dadi Keluarga, Kabupetan Ciamis, Jawa Barat, Senin (14/6/2021). Foto: Adeng Bustomi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lonjakan kasus corona yang terjadi belakangan memunculkan kekhawatiran terkait ketersediaan BOR rumah sakit dan nakes. Pemerintah dan rumah sakit pun terus berupaya menjaga jumlah nakes agar jangan sampai kekurangan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril menegaskan tambahan nakes di sejumlah rumah sakit untuk penanganan lonjakan corona adalah mereka yang profesional. Nakes yang direkrut bukan orang biasa yang diminta menangani pasien corona.
"Penambahan nakes itu semua profesional, cuma sebutannya relawan. Bukan relawan yang bantu-bantu tanpa [latar belakang] profesional," kata kata Syahril dalam jumpa pers virtual di Youtube Kemenkes, Kamis (24/6).
Direktur utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes dr Ashar Jaya dalam kesempatan yang sama menyatakan, nakes tersebut juga akan dilatih kembali sesuai penugasan. Tetapi proses pelatihan memang langsung saat bertugas, mengingat lonjakan kasus corona saat ini adalah situasi darurat.
"Tentu saja tenaga-tenaga ini akan kami persiapkan dengan baik dalam waktu yang singkat melalui kegiatan on the job training. Jadi mereka bekerja baru, kita dampingi," kata Ashar.
ADVERTISEMENT
"Kemudian kita bimbing terus menerus pada saat bekerja sampai mereka kita pandang layak untuk bisa bekerja secara mandiri. Jadi karena ini prosesnya darurat tentu saja persiapannya juga melalui process of on the job training," imbuh dia.
Sejumlah tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) berjalan menuju ruang perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Selanjutnya, Ashar menerangkan ada dua proses perekrutan yang bisa dilakukan rumah sakit, yaitu rekrutmen tersendiri dan rekrutmen yang dibantu Kemenkes.
"Proses perekrutan pada nakes ini bisa dilakukan oleh dua cara, yang pertama RS ini dapat merekrut sendiri, kemudian mengajukan kepada badan PPSDM Kemenkes terkait dengan insentifnya. Bisa juga kita dibantu oleh tenaga perekrutannya oleh badan PPSDM," terang dia.
Ashar meminta masyarakat tak perlu cemas terkait ketersediaan nakes dalam menangani pandemi COVID-19.
"Jadi masyarakat jangan khawatir karena kami Kementerian Kesehatan sudah melakukan perekrutan dan insyaallah jumlahnya cukup untuk mengatasi penanganan [lonjakan] pasien yang sedang terjadi saat ini," ungkapnya tanpa merinci jumlah nakes yang tersedia.
Infografik bantuan bagi nakes yang terinfeksi COVID-19. Foto: kumparan