Diryankes RSPAD: Efek Vaksin Nusantara Terjadi pada Vaksin Lainnya
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nyoto menegaskan pada dasarnya setiap vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh akan menunjukkan gejala seperti demam hingga mual kepada penerimanya.
"Karena vaksin-vaksin yang lain pun ada pegel-pegel badannya, kadang-kadang sakit di tempat suntikan, jadi lemas dan sebagainya. Itu semua gejala tersebut juga barang kali juga muncul pada vaksin-vaksin yang lain," ujar Nyoto saat menggelar konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (19/4).
Nyoto kembali menegaskan gejala yang muncul pada relawan vaksin Nusantara adalah wajar. Sebab, gejala tersebut disebabkan adanya protein asing yang masuk ke dalam tubuh seseorang, yang nantinya akan memunculkan gejala-gejala tertentu pada tubuh.
"Untuk gejala-gejala berkaitan vaksin Nusantara, tentu saja semua vaksin [ada gejala]. Karena dia protein asing, pasti kalau disuntikkan akan ada gejala. Kemudian dari suntikan sendiri akan berakibat misalnya sakit dan lain-lain," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Gejala itu, kata Nyoto, bisa muncul dalam bentuk demam hingga rasa sakit lainnya. Itu merupakan gejala wajar yang bisa diatasi secara medis.
"Artinya itu adalah efek samping, ya, tapi bisa diatasi," ungkapnya.
Bila pada proses penelitian muncul gejala ikutan, Nyoto memastikan setiap gejala yang muncul baik normal maupun tidak akan selalu dicatat dan dilaporkan kepada pihak terkait. Termasuk yang berkaitan dengan gejala yang muncul akibat sel denditrik pada proses penelitian calon vaksin COVID-19 ini.
"Kemudian [pasti] dilaporkan kepada pemangku jabatan dalam hal ini BPOM kalau dalam penelitian. Karena ini mengenai penelitian terhadap manusia jadi akan dilaporkan kepada BPOM," tuturnya.
Nyoto memastikan setiap gejala yang telah dicatat akan dikirimkan ke BPOM. Sehingga tidak ada gejala yang ditutupi atau tidak dilaporkan.
ADVERTISEMENT
"Jadi semua gejala-gejala tidak ada yang ditutupi atau tidak dilaporkan. Jadi semua gejala akan dilaporkan, dan nanti tentu saja yang akan menilai adalah BPOM apakah gejala ini bisa layak dan sebagainya dalam vaksin, ya. Tapi itu hal yang biasa," pungkasnya.