Disdik DKI Cek Data Kemendikbud: Tak Ada Kasus Corona di 25 Klaster Sekolah

24 September 2021 12:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah siswa mengenakan masker menghadiri Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Pondok Labu 14 Pagi, Jakarta, Senin (30/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah siswa mengenakan masker menghadiri Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Pondok Labu 14 Pagi, Jakarta, Senin (30/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Dinas Pendidikan DKI telah menelusuri data Kemendikbudristek terkait munculnya 25 klaster COVID-19 pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah di Jakarta. Hasilnya, pihaknya tidak menemukan adanya klaster seperti temuan Kemendikbudristek.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pendidikan DKI, Nahdiana, mengungkapkan survei yang dilakukan Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud itu merupakan survei yang dilakukan kepada responden sekolah, dan bukan berdasarkan hasil surveilans Dinas Kesehatan tentang kasus positif yang ditemukan.
Survei tersebut dilaksanakan untuk periode Januari sampai dengan September 2021, sehingga tidak menggambarkan kasus baru setelah PTM terbatas di Jakarta dimulai.
"Dari 25 sekolah yang dinyatakan klaster COVID-19 tersebut, hanya 2 sekolah yang termasuk dalam 610 sekolah yang mengikuti PTM Terbatas Tahap 1. Dimulai pada tanggal 30 Agustus 2021, yaitu SMP Cindera Mata Indah dan SMKS Yadika 2 Jakarta," jelas Nahdiana dalam keterangan PPID, Jumat (24/9).
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakart, Nahdiana. Foto: Pemprov DKI
Meski begitu, Nahdiana tidak menutup kemungkinan bisa ditemukan adanya klaster penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah terjadinya klaster sekolah, pihaknya melakukan berbagai upaya seperti membuat SOP Emergency Break dengan melakukan Tracing, Testing dan Treatment (3T), serta dilakukan penutupan sekolah sementara selama 3 x 24 jam untuk dilakukan disinfektasi.
"Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan tes swab antigen secara berkala di sekolah-sekolah yang melakukan PTM Terbatas, untuk melihat positivity rate yang ada di sekolah," ucap Nahdiana.
"Kami pun tetap mengharapkan peran serta dan kolaborasi yang efektif antara guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan pengawas sekolah, serta orang tua dan masyarakat dalam pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat, juga pola hidup bersih dan sehat dalam pelaksanaan PTM Terbatas di sekolah. Demi suksesnya implementasi PTM Terbatas di DKI Jakarta," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
PTM di Jakarta pertama kali dimulai akhir Agustus lalu dengan melibatkan 610 sekolah, usai DKI turun dari PPKM Level 4 menjadi Level 3.
Berdasarkan data Kemendikbudristek lewat laman sekolah.data.kemdikbud.go.id, per Rabu (22/9), terdapat 25 klaster saat PTM dari total 899 responden sekolah.
Sebanyak 227 pendidik dan tenaga kependidikan dilaporkan terinfeksi COVID-19. Sementara untuk peserta didik yang terinfeksi berjumlah 241 orang.