Disdikpora Gunungkidul Panggil Kepsek SD yang Wajibkan Seragam Muslim

25 Juni 2019 20:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruang guru di SDN Karangtengah III, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ruang guru di SDN Karangtengah III, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Surat edaran SDN Karangtengah III, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul yang mewajibkan siswa baru berseragam muslim menuai pro-kontra.
ADVERTISEMENT
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul menilai ada kesalahan redaksi dalam penulisan surat edaran yang kini sudah direvisi itu.
Kepala Disdikpora Gunungkidul Bahron Rosyid mengatakan kepala sekolah yang bersangkutan telah dipanggil. Dari pernyataan kepala sekolah, mengakui terjadi kesalahan redaksi.
Selain itu, meski surat edaran didasari kesepakatan dengan orang tua namun hal itu harusnya tak terjadi.
“Dan kebetulan dari 127 siswa, semua agama Islam dan orang tua sepakat anak berpakaian seperti itu. Orang tua enggak ada masalah karena beragama Islam semua, tapi kan orang lain yang mungkin non-Islam menganggap itu diskriminasi,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Selasa (25/6).
Surat edaran di SDN Karangtengah III, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Supaya polemik tak berkelanjutan, maka surat edaran tersebut direvisi. Namun dari hasil revisi tersebut Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY mengkritik kata ‘wajib’ yang diganti kata ‘dianjurkan’. Menurutnya kata tersebut maknanya tidak jauh dan sebaiknya diganti kata ‘dapat’.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya pihak sekolah menerbitkan surat edaran kontroversial tersebut untuk mempermudahkan siswa menjalankan ibadah salat. Musababnya, siswa yang masih kelas 1 dan 2 sering kesulitan menggunakan sarung. Namun pemilihan kata yang tidak tepat justru menimbulkan persepsi lain.
Kepala Sekolah SDN Karangtengah III, Pujiastuti. Ia pun tak menampik keabsahan surat tersebut.
“Yang menyusun guru dan karyawan,” kata Pujiastuti saat ditemui di sekolahnya, Selasa (25/6).
Ia menambahkan, seragam ini sebelumnya telah didiskusikan melalui forum pertemuan dengan wali murid. Tujuannya agar seragam yang dikenakan siswa sama-sama panjang dan agar anak tak repot saat sekolah.