Diskusi dengan Menkes, FKM UI Tawarkan Konsep Vaksinasi untuk Pandemi Terkendali

15 Februari 2021 20:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/2). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/2). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengundang para peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) untuk memberikan masukan penanganan pandemi COVID-19. Salah satu yang diundang adalah epidemiolog FKM UI, Pandu Riono.
ADVERTISEMENT
Dalam perbincangannya dengan Budi, Pandu mengaku lebih fokus membahas strategi vaksinasi dan konsep 'Pandemi Terkendali', ide yang sebetulnya sudah lama dicanangkan para ahli. Pandu menyarankan Budi untuk memperbaiki strategi menurunkan angka penularan.
"Pak Budi mau perbaiki semua strateginya, supaya nanti bisa tercapai, yang kita tawarkan adalah konsep strategi vaksinasi untuk pandemi terkendali, bukan hanya herd immunity," ujar Pandu saat dihubungi kumparan, Senin (15/2).
Herd immunity adalah kekebalan kelompok yang dicapai lewat vaksinasi massal. Menurut Pandu, dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai ratusan juta, herd immunity tidak akan tercapai dalam waktu instan.
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
"Herd immunity bagi kita sesuatu yang mustahil, terutama dalam waktu singkat, dan itu ilusi saja, sekarang targetnya pemerintah 'oh mau mencapai 70% penduduk, kira kira 177 juta [penduduk] gitu kan', enggak jelas, bagaimana mencapainya, misteri semua. 'oh nanti ini, ini', kan biasanya teman-teman berjuangnya pelan-pelan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Pandu menegaskan, konsep 'Pandemi Terkendali' akan difokuskan dengan menurunkan kurva dan angka reproductive effective (Ro). Ro merupakan jumlah rata-rata satu orang yang terjangkit dapat menularkan virus ke orang lain.
"Ro di masing masing wilayah beda-beda, jadi jangan seragam nasional kita gunakan satu angka reproductive nasional, itu hal lain. Jakarta misalnya [Ro-nya] 1,5, Bandung 1,3, atau Surabaya 1,4, beda-beda tapi targetnya sama, semua targetnya [harus] di bawah 1. Di bawah 1 tuh bisa 0,9, atau 0,8, tergantung," kata Pandu.
"Kalau sudah ditetapkan targetnya, kemudian dia tahu jumlah penduduk sasarannya, kita tahu, sekarang kemampuan kita berapa," sambungnya.
Setelah mengetahui Ro corona di setiap wilayah, pemerintah bisa langsung memetakan vaksinasi. Namun, vaksinasi tetap harus dilengkapi oleh tenaga kesehatan sebagai penyuntik, alias vaksinator.
ADVERTISEMENT
Pandu menegaskan, pemerintah tidak boleh lupa untuk menghitung jumlah vaksinator saat ini. Jika ingin vaksinasi segera rampung, vaksinator harus ditambah.
"Seandainya semua vaksin tersedia, terus kan yang paling penting adalah menyuntikkan vaksin ke lengan yang harus divaksin nanti. Itu kan butuh vaksinator, berapa vaksinator yang kita punya. Dan kalau vaksinatornya jumlahnya 10 ribu, dan untuk mencapai jumlah sekian penduduk dibutuhkan dia sehari rata rata dari pengalaman kemarin kerja mendapatkan sekian. Kita bisa perkirakan untuk mencapai target itu berapa lama tercapai, apakah September, Oktober, November, semua wilayah bisa bervariasi," tuturnya.
"Jadi jangan kayak presiden, 'saya pengin setahun [rampung]', lah gimana, apanya yang setahun? Kalau kita mau lebih cepat, ya, tingkatkan vaksinator," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Pandu, cara meningkatkan vaksinator adalah dengan merekrut tenaga tambahan dari mahasiswa rumpun kedokteran atau keperawatan. Ditambah, pemerintah harus memasifkan pelatihan untuk tenaga kesehatan.
"Bikin pelatihan, mobilisasi petugas kesehatan, jadi mereka, mahasiswa FK tingkat akhir, perawat tingkat akhir bisa dilatih untuk menjadi vaksinator, jauh lebih banyak. Itu kalau mau mencapai target target," ungkapnya.
"Dan akhirnya menginspirasi beliau (Menkes) bahwa dia akan--katanya, sih, akan diperbaiki dan menggunakan konsep disesuaikan dengan kondisi yang ada. Nanti kalau sudah diperbaiki kita diundang lagi, mau di-review lagi," pungkasnya.