Diskusi MaCe: Melihat Papua Lebih Dekat dalam Layar Film

15 November 2019 8:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat Papua melakukan upacara bakar batu di lapangan Hawai, Sentani, Papua. Foto: ANTARA FOTO/ Gusti Tanati
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat Papua melakukan upacara bakar batu di lapangan Hawai, Sentani, Papua. Foto: ANTARA FOTO/ Gusti Tanati
ADVERTISEMENT
Tanah papua selalu memberikan kejutan dengan segala keragaman dan keunikannya. Kisah menarik dan inspiratif dari Papua yang dikemas dalam bentuk film bisa membawa pemahaman lebih dekat tentang Papua.
ADVERTISEMENT
Dalam acara Mari Cerita (MaCe) Papua edisi kelima, Yayasan EcoNusa membuka diskusi dengan tema 'Papua dalam Layar: Melihat Papua Lebih Dekat'.
Namun sebelum diskusi, acara diawali dengan pemutaran film dokumenter karya Wahyu Andreas tentang Papua berjudul 'Tese Tewes'.
Diskusi MaCe Papua bertema Papua dalam Layar: Melihat Papua Lebih Dekat, di CGV Fx Sudirman, Kamis (14/11). Foto: Dok. Yayasan EcoNusa
Tese Tewes bercerita tentang semangat Efa Toyakap, perempuan suku Asmat Kenok, dalam menjaga keberadaan hutan, dan adat, serta tradisi dalam kehidupan generasi muda di Agats, Papua.
Direktur Komunikasi Yayasan EcoNusa, Rishi Andika Yudha, mengatakan, melalui film ini, masyarakat bisa mengetahui sisi menarik Papua lebih jauh.
"Ada sisi-sisi menarik apa sih di Papua? Nah sisi menarik ini yang ingin EcoNusa sampaikan melalui narasi positif dalam diskusi dan pemutaran film," kata Rishi di CGV FX Sudirman, Kamis (14/11).
Suku Asmat Foto: www.asmatkab.gov.id
Sementara itu, salah satu penulis cerita dan kru film Tese Tewes, Ardo, menjelaskan ada berbagai tradisi dan kebudayaan Papua yang bisa dipelajari masyarakat. Misalnya tradisi merajut bagi perempuan Asmat yang sudah hampir punah.
ADVERTISEMENT
"Untuk anak mudanya bisa nganyam lagi, bisa merajut lagi, apa yang dilakukan perempuan Asmat lah," kata Ardo.
Diskusi MaCe Papua bertema Papua dalam Layar: Melihat Papua Lebih Dekat, di CGV Fx Sudirman, Kamis (14/11). Foto: Dok. Yayasan EcoNusa
Di lokasi yang sama, Ketua Papuan Voices, Bernard Koten, mengatakan, film ini adalah salah satu gerakan untuk menyampaikan pesan positif dari Papua kepada masyarakat luas.
"Film bisa menjadi salah satu media efektif dalam menyampaikan pesan, seperti pesan-pesan positif yang dihadirkan dalam Tese Tewes," katanya.
Bernard dan kawan-kawannya di Papuan Voices selama ini berupaya menyebarkan pesan-pesan ke masyarakat dengan memutarkan film dan video yang mereka produksi. Lalu memancing diskusi interaktif untuk mengetahui lebih jauh tentang tanah Papua.
"Misi dengan memutarkan film dan video-video adalah untuk memberi tahu kepada publik bahwa di sini, di Papua, ada cita-cita yang seperti ini," kata Bernard.
Diskusi MaCe Papua bertema Papua dalam Layar: Melihat Papua Lebih Dekat, di CGV Fx Sudirman, Kamis (14/11). Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
Sedangkan, Dandhy Laksono, pendiri rumah produksi Wacthdoc, yang juga menjadi panelis dalam diskusi tersebut, berharap film seperti Tese Tewes memberikan sudut pandang yang baik bagi masyarakat tentang Papua.
ADVERTISEMENT
"Karena penting sekali untuk memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang Papua, Papua itu luas, divers sekali. Kita yang belum banyak mengenal papua," kata Dandhy.