Djarot: Saya Senang Dikritik

13 April 2017 14:55 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Djarot bermain bulu tangkis di GOR Kuningan. (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
Debat pamungkas putaran kedua telah berakhir tadi malam. Debat semalam dikemas dengan format berbeda, yaitu dengan menghadirkan penanya dari beberapa komunitas, seperti komunitas nelayan, UMKM, dan penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, pertanyaan yang diajukan oleh komunitas dinilai menyulitkan dan menyudutkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat sebagai incumbent. Menanggapi hal tersebut, Djarot malah senang dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh komunitas.
"Saya lebih suka begitu. Saya pernah sampaikan sebelumnya, kritik boleh. Saya senang," ujarnya di Hall C GOR Kuningan, Pasar Festival, Jakarta Selatan, Kamis (13/4).
Menurutnya, dengan adanya kritik seperti itu, pasangan Ahok-Djarot akan memberikan solusi terhadap pertanyaan yang mereka ajukan. Djarot mengatakan sebagai pemimpin dirinya tidak bisa memuaskan 10,1 juta penduduk.
"Tugas kami adalah memuaskan, menguntungkan sebanyak-banyaknya orang. Alhamdulilah survei kepuasan atas pasangan Basuki-Djarot lebih dari 73 persen," tuturnya.
"Artinya apa? Artinya kebijakan yang kita terapkan saat ini mendapatkan apresiasi, mendapatkan penilaian positif dari masyarakat," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, Djarot menerangkan kasus relokasi di Kampung Pulo. Pemprov DKI memindahkan warga yang tinggal di Kampung Pulo karena tidak ingin mereka terus menerus tinggal di pemukiman kumuh.
Jika menempuh langkah yang lebih mudah, kata Djarot, Pemprov bisa memberikan satu bidang tanah seharga Rp 200 juta kepada warga.
"Tapi persoalannya apakah menyelesaikan persoalan? Ndak. Lebih baik kita masukkan di rusun satu unit. Rusun itu harganya sekitar Rp 350 juta. Kalau kita hitung-hitungan loh ya," tuturnya.
"Bayangkan, belum lagi mereka mendapatkan pelayanan bus gratis, kesehatan, KJP, operasi pasar, kasih modal usaha, dikasih bus sekolah, dikasih feeder bus kalau dia mau ke halte. Kurang apa?" ujarnya.
Lebih lanjut, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebutkan, meskipun pertanyaan yang diajukan oleh komunitas didesain seolah untuk menyerang Ahok-Djarot, malah memberikan keuntungan bagi keduanya untuk mengklarifikasi isu-isu krusial.
ADVERTISEMENT
"Sehingga jawaban yang membumi dan visioner dari Pak Ahok dan Pak Djarot menjadi sebuah credit point yang sangat penting untuk meningkatkan elektabilitas, didukung kerja sama gotong royong oleh seluruh partai politik pengusung dan relawan. Ini akan menjadi sebuah kekuatan perubahan untuk memenangkan (pasangan Ahok-Djarot)," terang Hasto.