Doa dan Harap Keluarga Korban Pesawat Sriwijaya Air Menanti Keajaiban

11 Januari 2021 8:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cuaca di lokasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cuaca di lokasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak menjadi kabar duka di awal tahun. Pesawat berpenumpang 62 orang itu jatuh di perairan Kepulauan Seribu setelah sempat hilang kontak.
ADVERTISEMENT
Tim DVI Polri telah menerima 7 kantong jenazah yang ditemukan di area jatuhnya pesawat. Temuan tersebut akan diidentifikasi oleh di RS Polri, Jakarta Timur.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono, mengatakan, selain 7 kantong jenazah, pihaknya juga menerima 21 sampel DNA dari keluarga korban pesawat.
“Mulai besok tim akan melakukan tugas mengidentifikasi kantong jenazah atau berhubungan hal lain,” ujar Rusdi.
“Kami mohon keluarga korban membantu tim DVI. Keluarga bisa datang ke tempat yang kami persiapkan,” sambung Rusdi.
Kendaraan PMI yang membawa masuk kantong jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air tiba di depan Posko CT Scan Post Mortem, RS Polri Kramat Jati, Jakarta. Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
Keluarga Penumpang Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Berharap Ada Mukjizat
Suasana duka telah menyelimuti kediaman salah satu penumpang pesawat, Toni Ismail.
Dilansir Hi! Pontianak, keluarga menggelar doa bersama, berharap Toni dan empat anggota keluarga, yakni istrinya, Rahmawati, Ratih Windania anaknya, Yumna cucunya, serta keponakannya Athar, bisa selamat dari musibah tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sebelum dia mau pulang itu saya sempat telepon, cegah tidak usah pulang dulu. Santai-santai dulu di Bandung. Tapi dia bilang 'tidak bisa kak, ada tugas di Pontianak'," tutur Makngah, saudara kandung Rahmawati, kepada kerabat yang datang.
Peristiwa nahas itu membuat seluruh keluarga terpukul. Apalagi Ratih diketahui tengah hamil lima bulan.
Serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak berada di atas geladak KRI Rigel saat pencarian di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
Harapan itu juga diungkapkan oleh Nanik Mardiyah, seorang warga di Pare, Kediri, Jawa Timur. Putrinya, Rahmania Ekananda (40), dua cucunya Fazila Amara (6) dan Fatima Asalim (2,5), berserta pengasuh cucunya, Dida (16), masuk dalam daftar penumpang pesawat tersebut.
"Saya masih berharap ada keajaiban dari Allah, mudah-mudahan bisa ketemu anak cucu saya," kata Nanik.
Rahmania terbang dari Jakarta menuju Pontianak untuk menemui suaminya. Suami Rahmania merupakan anggota TNI Angkatan Udara yang bertugas di Lanud Supadio Pontianak.
ADVERTISEMENT
Nunik menambahkan, Rahmania beserta dua anaknya tinggal di Jakarta karena masa tugas suaminya hanya dua tahun.
​​​​"Dua hari lalu kirim foto swab test, dua anak dan satu pengasuh, jadi empat-empatnya negatif. Besoknya (Sabtu, 9 Januari) kirim foto sudah di ruang tunggu bandara di Cengkareng," ujar Nanik.
Anggota Basarnas mengumpulkan bagian pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ182 yang jatuh ke laut, di pelabuhan Jakarta International Container Terminal (JICT). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/Reuters
Ayah Penumpang Sriwijaya Air Terbang ke DKI dari Makassar
Salah satu keluarga penumpang, Ricko Mahullete, yang berada di Makassar, terbang ke Jakarta untuk memastikan perkembangan pencarian.
"Bapak (Damianus Mahulette) bersama istri Ricko (Martasari) tadi berangkat, ambil penerbangan pagi," tutur ibu korban, Magdalena.
Magdalena mengaku, keluarga menggunakan biaya sendiri untuk terbang ke Jakarta. Kepada Antara, ia mengatakan belum dihubungi oleh manajemen Sriwijaya Air.
ADVERTISEMENT
"Ambil tiket sendiri, belum dikabari (pihak Sriwijaya), tadi malam sudah ditelepon dari sana untuk membawa identitas dan data-data pendukung lain," ujar Magdalena.
"Kami di sini masih menunggu kabar setibanya mereka di Jakarta. Mudah-mudahan ada keajaiban," tambahnya.
Sementara itu, Damianus Mahullete, mengatakan, pihaknya akan berangkat pada penerbangan pertama pada Minggu (10/1).
"Belum tahu kabar pastinya, sudah banyak keluarga yang datang ke rumah. Besok (Minggu, 10 Januari) saya ke Jakarta untuk memastikan," kata Damianus.
"Ricko anak pertama saya. Kami sudah siap menerima keputusan terburuk dalam bentuk apa pun itu," tambahnya.
Prajurit Batalyon Intai Amfibi 1 Korps Marinir (Yontaifib) TNI AL memegang serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak saat melakukan pencarian di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Keluarga Kopilot Sriwijaya Air Diego Mamahit: Kami Tetap Percaya Dia Selamat
Keluarga kopilot Sriwijaya Air SJ 182 Diego Mamahit mendatangi Posko Ante Mortem-DVI Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (10/1), untuk menyerahkan informasi data-data primer maupun sekunder yang diperlukan kepada tim forensik RS Polri.
ADVERTISEMENT
Kakak kandung Diego, Chris Mamahit, yakin adiknya akan selamat. Ia menyebut sang adik merupakan sosok yang tangguh dan mampu bertahan di tengah kondisi terburuk sekali pun.
"Kami tetap percaya bahwa Diego pasti selamat. Tuhan baik, Diego orang baik, dia sayang sama keluarganya, dia sayang sama kami semua," kata Chris saat ditemui di Posko Ante Mortem-DVI RS Polri, dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
Keluarga Ekstra Kru Sriwijaya Air, Fadly, Berharap Ada Keajaiban
Fadly Satrianto, ekstra kru Sriwijaya Air SJ-182, masuk dalam daftar penumpang pesawat yang hilang kontak pada Sabtu (9/1). Salah satu kerabat Fadly berharap ada keajaiban dalam proses pencarian penumpang.
"Semoga ada keajaiban sehingga Fadly Satrianto dan kawan-kawan beserta penumpang selamat," kata kerabat Fadly, Mak Itam, seperti dilansir Antara.
ADVERTISEMENT
"Saya juga menelepon orang tua Fadly, mereka sangat sabar menghadapi kejadian ini," ungkapnya.