Dokter Bedah RS Al Shifa Gaza Tewas Usai Disiksa di Penjara Israel

3 Mei 2024 2:49 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
Warga Palestina yang duduk setelah ditangkap di desa Umm Al Ghanam, Israel. Foto: Israeli Police via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina yang duduk setelah ditangkap di desa Umm Al Ghanam, Israel. Foto: Israeli Police via Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Adnan Al-Bursh (50), ahli bedah dan kepala ortopedi di rumah sakit terbesar di Gaza, Al Shifa, tewas usai disiksa dalam penjara Israel. Bursh ditangkap oleh tentara penjajah Israel akhir tahun lalu saat sedang bekerja di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP, Kelompok Advokasi Palestina menyebut Bursh tewas di Penjara Ofer yang dikelola oleh Israel di Tepi Barat bulan lalu pada 19 April 2024. Namun kabar soal tewasnya Bursh baru diketahui pada Kamis (2/5) waktu setempat.
Saat AFP mencoba mengkonfirmasi kabar tersebut, Israel menyanggah dengan mengatakan, "Kami tidak tahu ada insiden seperti itu."
Semasa hidupnya, Bursh dikenal sebagai salah satu dokter paling tersohor yang ada di Jalur Gaza. Ia secara aktif melayani pasien-pasien yang jadi korban serangan Israel hingga saat terakhir ia ditangkap.
"Tahun 2010, untuk pertama kalinya dua implan platinum berhasil dipasang di bahu dan kaki kanan saya oleh dokter Adnan Al-Bursh yang baru kembali dari Jerman. Setelah itu, kami menjalin hubungan persahabatan yang baik," tulis jurnalis foto Palestina, Hosam Salem, dalam unggahan X miliknya untuk mengenang Bursh.
ADVERTISEMENT
"Foto dokter Adnan ini diambil saat dia sedang tertidur di tempat kerjanya di Al Shifa selama agresi pendudukan pada tahun 2022 lalu," lanjutnya menjelaskan soal foto Bursh yang tengah tertidur dengan pakaian operasi yang masih berdarah yang ia unggah.

Ditangkap Desember 2023

Jenazah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel tergeletak di halaman rumah sakit Al Shifa, di Kota Gaza, Minggu (12/11/2023). Foto: Ahmed El Mokhallalati/via REUTERS
Bursh merupakan salah satu dokter dan tenaga medis yang ditangkap pada Desember 2023 lalu di RS Al Awda yang lokasinya berada di dekat kamp pengungsi Jabalia, Gaza utara.
Sebenarnya berdasarkan hukum kemanusiaan internasional, fasilitas medis harus dilindungi dalam perang. Namun militer Israel tetap menyerangnya dengan dalih "Hamas menggunakan rumah sakit di Gaza sebagai kedok operasi militer." Tudingan ini dibantah Hamas.
Bursh berada di RS Al Awda setelah RS Al Shifa tempatnya bekerja hancur menjadi puing-puing akibat diserang Israel berkali-kali. Saking hancurnya, PBB sampai menggambarkan kondisi RS terbesar di Gaza itu sebagai "cangkang kosong".
ADVERTISEMENT
Selain Bursh, ada tahanan lainnya yang juga dikembalikan dalam kondisi tewas pada Kamis (2/5), yaitu Ismail Adbel Bari Rajab Khadir (33). Komite Urusan Tahanan Palestina dan Klub Tahanan Palestina menyebut mereka punya bukti yang menunjukkan bahwa Bursh dan Khadir tewas karena disiksa di tahanan.
"Kematian Bursh adalah bagian dari penargetan sistematis terhadap dokter dan sistem kesehatan di Gaza," tulis Komite Urusan Tahanan Palestina dan Klub Tahanan Palestina dilansir AFP, Jumat (3/5).
Dengan kematian Bursh, jumlah petugas kesehatan yang tewas sejak serangan Israel yang dimulai awal Oktober 2023 itu kini mencapai 492 orang. Sedangkan jumlah tahanan Israel yang diketahui tewas sejak 7 Oktober 2023 kini sudah mencapai 18 orang.
Sementara itu, serangan Israel di Jalur Gaza kini telah merenggut setidaknya 34.596 jiwa di Gaza. Mayoritas dari korban tewas itu adalah perempuan dan anak-anak yang tidak terlibat aktif dalam perang.
ADVERTISEMENT