Dokter di Australia Tolak Vaksinasi AstraZeneca, Dianggap Kurang Efektif
ADVERTISEMENT
Sejumlah dokter di Australia menolak program penyuntikan vaksin virus corona menggunakan vaksin buatan AstraZeneca . Mereka beranggapan vaksin tersebut tak efektif menciptakan kekebalan.
ADVERTISEMENT
Penolakan itu jadi tamparan keras bagi Australia. Sebab, vaksin AstraZeneca adalah bagian rencana inti vaksinasi massal melawan COVID-19 di Negeri Kanguru. Australia bahkan sudah membeli 53 juta dosis vaksin buatan perusahaan multinasional Inggris-Swedia tersebut.
"Pertanyaannya apakan itu akan menciptakan herd immunity?" ujar Presiden Masyarakat Imunologi Australia dan Selandia Baru Stephen Turner seperti dikutip dari Reuters.
"Kami pemain lama di sini, kami tak tahu seberapa lama ini akan berlangsung," sambung dia.
Oleh sebab itu, Turner mendorong agar Australia memakai lebih banyak vaksin Moderna dan Pfizer dibanding AstraZeneca. Saat ini Australia hanya memiliki persediaan 10 juta dosis Pfizer.
Keraguan Turner dijawab Kepala Petugas Medis Australia, Paul Kelly. Dia memastikan AstraZeneca efektif, aman, dan berkualitas tinggi.
ADVERTISEMENT
"Keuntungan terbesar vaksin AstraZeneca adalah bisa dibuat di sini di Australia," ucap Kelly.
Baik AstraZeneca maupun Pfizer belum diberikan izin penggunaan darurat oleh otoritas medis Australia. Australia berencana memulai vaksinasi massal pada Februari mendatang.
Terkait keraguan dari dokter di Australia, pihak AstraZeneca belum merespons.
AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna adalah vaksin yang punya tingkat efektivitas di atas 90 persen. Jauh di atas level efektivitas aman sebuah vaksin yang ditetapkan WHO yaitu 50 persen.