Dokter Dolphin Lodge Bantah Penganiayaan Lumba-lumba yang Dinaiki Lucinta Luna

28 April 2021 17:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemerhati satwa dilindungi menggotong lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) saat proses evakuasi di Pantai Mertasari, Bali, Selasa (27/4/2021).  Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pemerhati satwa dilindungi menggotong lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) saat proses evakuasi di Pantai Mertasari, Bali, Selasa (27/4/2021). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sebanyak tujuh ekor lumba-lumba di Dolphin Lodge Bali, Denpasar, dievakuasi. BKSDA Bali mengamankan lumba-lumba jenis hidung botol itu setelah beredar video hewan itu dinaiki oleh selebriti Lucinta Luna.
ADVERTISEMENT
BKSDA menyebut pertunjukan yang dilakukan oleh Dolphin Lodge Bali merupakan ilegal. Selain itu, ada dugaan pelanggaran penganiayaan kesejahteraan satwa.
Terkait tudingan itu, seorang dokter dari Dolphin Lodge Bali, Steven Yohanes Baigo, mengatakan sebelum dievakuasi, kesehatan dan perilaku lumba-lumba dalam keadaan normal.
Hewan tersebut ditempatkan di enam keramba berukuran 2,5 meter X 2,5 meter. Keramba tersebut berjarak sekitar 500 meter dari bibir pantai
"Sejauh ini ini normal (kesejahteraan atau perilaku lumba-lumba tersebut), mereka akan menunjukkan behaviour tidak normal ketika stres," ujar Steven, Rabu (28/4).
Lucinta Luna eksploitasi lumba-lumba, dikecam Davina Veronica. Foto: Instagram dan Youtube
Ia menambahkan, pihak Dolphin Lodge Bali mengecek kondisi lumba-lumba secara rutin, minimal dua bulan sekali. Pengecekan itu terdiri dari pemberian pakan, pengecekan kesehatan, hingga perilaku.
ADVERTISEMENT
“Ketika dia sakit, kita ambil samplingnya, kita ambil darahnya kemudian kita cek, dan kita monitor terus, itu kan ada parameternya," tambahnya.
Steven menegaskan, justru lumba-lumba itu stres saat BKSDA melakukan proses evakuasi pada Selasa (27/4). Ia menilai evakuasi yang dilakukan oleh BKSDA seperti nelayan yang menangkap ikan di laut, menggunakan jaring untuk menangkap, mengangkat, dan memindahkan lumba-lumba.
Suasana evakuasi di Dolphin Lodge Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
“Cara menangkap, cara mengangkat dengan jaring itu juga sangat tidak profesional, di situ kita lihat hewan itu stress, Mereka untuk bernapas pun susah kemarin. Mereka mengambil napas di dalam jaring, di bawah jaring," kata dia.
Terkait penangkapan tersebut, Kasie Konservasi Wilayah I BKSDA Bali Sumarsono mengatakan evakuasi dilakukan secara terpaksa karena Dolphin Lodge Bali tidak kooperatif.
ADVERTISEMENT
“Kalau soal dipaksakan memang harus dipaksakan karena dia terus melanggar, karena dia dikasih waktu ditutup diam-diam show, diam diam Lucinta Luna ke situ, diam-diam masih menerima pengunjung dan ada bule ke situ ya memang kita paksakan, klau ga terus menerus pelanggaran, mereka enggak ada etika,” ujar Sumarsono, Rabu (28/4).
Penggunaan jaring tersebut, kata Sumarsono, tidak ada standar baku dalam proses evakuasi lumba-lumba. Sebab, idealnya hewan itu digiring ke pinggir keramba lalu ditangkap kemudian dimasukkan ke boks khusus.
"Yang penting satwa tidak luka, kalau terlalu lama dikejar mereka justru stres. Intinya bagaimana agar satwa tidak luka dan tidak menderita terlalu lama," pungkasnya.