Dokter Perempuan Tanpa Busana di Surabaya yang Viral Dikenal Baik dan Ramah

19 Juni 2020 16:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan depresi. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan depresi. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
IS, dokter perempuan di Surabaya, sempat membuat heboh warga sekitar rumahnya karena duduk di pinggir jalan tanpa mengenakan busana. Aksinya itu sempat direkam oleh warga yang lewat dan viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Awalnya dikabarkan, IS merupakan dokter yang diduga stres karena anak dan suaminya meninggal akibat COVID-19. Namun belakangan diketahui bahwa, suami dan anaknya baik-baik saja.
Dokter IS berasal dari keluarga baik-baik. IS memiliki satu anak, masih bersuami, dan tinggal di rumah yang cukup besar di kawasan Surabaya Utara. Beberapa warga sekitar tempat tinggal IS mengaku, IS dan keluarganya ramah pada semua orang.
"Anaknya juga les di sini. Baik semua enggak pernah yang gimana-gimana," kata perempuan yang tinggal di belakang rumah IS saat ditemui tim kumparan, Jumat (15/6).
Salah satu saksi mata yang sempat dikejar dan dirobek baju dan celananya oleh IS juga mengaku, kalau IS sudah keluar rumah dua minggu selepas kejadian tersebut. Kondisi IS juga sudah kembali normal.
ADVERTISEMENT
"Saya pernah lihat dia sudah belanja di toko dekat rumahnya. Kejadian itu kan hampir 3 minggu lalu. Tampilannya kayak enggak terjadi apa-apa. Warga di sini juga biasa aja, enggak ada yang mengejek atau apa. Biasa, kayak enggak pernah terjadi apa-apa," kata pria yang membuka jasa tambal ban di dekat rumah IS ini.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Iis, istri Ketua RT setempat. Iis mengatakan kejadian tersebut terjadi sekitar 4 hari setelah lebaran Idul Fitri.
"Jadi kata warga tiba-tiba saja ibu tersebut pergi keluar rumah dengan kondisi berpakaian lengkap. Tidak tahu seperti apa ceritanya, tiba-tiba beliau melepas pakaiannya di pinggir jalan hingga jadi perhatian orang," kata Iis Hidayati, Senin (15/6) lalu.
ADVERTISEMENT
"Kami menyayangkan banyak yang merekam dan bukan segera menutup tubuh beliau. Lalu ada warga yang laporan ke kami. Begitu tahu kami segera ke lokasi bawa selimut dan kain. Sekitar satu jam baru kami bisa membujuk beliau untuk kembali ke rumah yang memang tidak jauh dari lokasi kejadian," kata Iis.
Ketika membujuk IS pulang, ada dokter pribadi yang mendampingi. Dia juga sempat diberi obat penenang untuk meredam emosinya.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.