Dokter Spesialis di Papua Barat Kurang, Pemprov Siapkan Gaji Rp 75-80 Juta

8 Juli 2020 6:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan Foto: Balleo News
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan Foto: Balleo News
ADVERTISEMENT
Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, curhat di hadapan Menkes Terawan Agus Putranto soal daerahnya kekurangan dokter spesialis, khususnya dalam membantu menangani virus corona. Padahal pihaknya telah membuka penerimaan dokter spesialis sejak April lalu dan hingga kini belum ada yang mendaftar.
ADVERTISEMENT
Menurut Dominggus, pihaknya bahkan siap menggaji dokter spesialis Rp 75-80 juta per bulan, per orang. Selain honor, Dominggus mengatakan, pihaknya juga akan menyiapkan tempat tinggal yang layak dan kendaraan operasional selama dokter spesialis menjalankan tugas di Papua Barat.
"Awalnya kita hanya siapkan gaji atau honor sebesar Rp 50 juta dan fasilitas tempat tinggal juga kendaraan operasional. Tidak ada yang minat, lalu kita koordinasi dengan Kejaksaan juga BPK dan akhirnya honornya kita naikkan menjadi Rp 75 juta sampai Rp 80 juta," ucap Dominggus saat rapat koordinasi penanganan COVID-19 di Manokwari, Selasa (7/7), dilansir Antara.
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo, Menko PMK Prof Muhadjir Effendy, dan Menkes Terawan Agus Putranto. Foto: Dok. Istimewa
Rapat koordinasi ini dihadiri langsung Terawan bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi dan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo, dalam rangkaian kunjungan penanganan COVID-19 di Papua - Papua Barat.
ADVERTISEMENT
Dominggus mengatakan, pihaknya dan pemerintah kabupaten/kota terus berusaha melengkapi fasilitas dan tenaga kesehatan dalam penanganan COVID-19. Saat ini, sudah ada 14 rumah sakit rujukan COVID-19 di Papua Barat. Kementerian Kesehatan pun telah memberi izin pengoperasian Rumah Sakit Umum (RSU) Provinsi di Manokwari.
"Untuk alat deteksi COVID-19, di RSU Provinsi sudah ada dua PCR (polymerase chain reaction) dan satu TCM (tes cepat molekuler) yang kita operasikan. Di Bintuni PCR juga ada dua, Kabupaten Sorong satu. Fakfak dan Teluk Wondama juga sudah mengoperasikan TCM," katanya.
Ilustrasi tenaga medis Foto: sasint
Dominggus pun berharap gugus tugas nasional maupun Kemenkes membantu Papua Barat memenuhi kekurangan tenaga dokter spesialis untuk memperlancar penanganan COVID-19.
"Nanti akan kami tempatkan di rumah sakit provinsi dan daerah-daerah yang sangat membutuhkan dukungan dokter spesialis," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
————-----------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona