Donald Trump Belum Tentu Terima Hasil Pemilu AS 2020

20 Juli 2020 14:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenakan masker saat mengunjungi Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland, Sabtu (11/7). Foto: Patrick Semansky/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenakan masker saat mengunjungi Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland, Sabtu (11/7). Foto: Patrick Semansky/AP Photo
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak untuk berkomitmen menerima hasil pemilu Novemver 2020 mendatang.
ADVERTISEMENT
Saat diwawancarai oleh Fox News, Trump mengatakan terlalu dini untuk menjamin dirinya akan menerima hasil pemilu AS 2020.
Tindakan ini pernah dilakukan Trump beberapa pekan sebelum pemilu AS 2016 yang akhirnya dimenangi olehnya. Kini, jelang pemilu 2020, jajak pendapat terakhir menunjukkan Trump tertinggal di belakang capres Partai Demokrat Joe Biden.
Presiden AS Donald Trump berbicara di podium, di tengah pendukungnya saat kampanye di Tulsa, Oklahoma, AS , 20 Juni 2020. Foto: Leah Millis/REUTERS
"Saya harus lihat dulu, jadi saya belum berkata iya atau tidak," ucap Trump seperti dikutip dari AFP.
Selain belum pasti menerima hasil, Trump juga 'menyerang' penantangnya, Joe Biden. Menurutnya, Joe Biden tidak kompeten memimpin AS.
"Bila dia menang, maka dia akan menghancurkan negara ini," kata Trump.
Donald Trump di Belakang Joe Biden
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenakan masker saat mengunjungi Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland, Sabtu (11/7). Foto: Patrick Semansky/AP Photo
Donald Trump saat ini patut waswas. Jajak pendapat pemilu Amerika Serikat dari Fox memperlihatkan, Biden unggul secara substansial dibanding Trump.
ADVERTISEMENT
Kemampuan pengelolaan pandemi virus corona, Joe Biden unggul 17 poin. Sedangkan kemampuan mengatasi kerusuhan rasial, Biden memimpin 21 poin.
Yang paling mengejutkan, Biden unggul satu poin di bidang perekonomian dari Trump. Bidang ini menjadi kekuatan besar Trump jelang pemilu 3 November mendatang.