Donald Trump Sembunyi di Bunker saat Massa Protes di Gedung Putih
ADVERTISEMENT
Aksi protes atas kematian George Floyd di Amerika Serikat memanas pada akhir pekan, salah satunya di depan Gedung Putih, Washington DC. Presiden Donald Trump dilaporkan sempat dilarikan ke bunker di Gedung Putih ketika aksi protes terjadi.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan seorang pejabat pemerintahan kepada New York Times, Minggu (31/5). Dia mengatakan, Trump dilarikan oleh para agen Secret Service ke bunker pada aksi Jumat lalu (29/5).
Bunker tersebut adalah tempat rahasia yang akan jadi perlindungan kepala negara saat teroris menyerang. Trump diperkirakan berada di dalamnya selama sekitar satu jam sebelum dikeluarkan.
Tidak diketahui apakah istrinya, Melania, dan putranya, Barron, turut bersembunyi di dalamnya atau tidak. Sumber Gedung Putih mengatakan langkah ini dilakukan untuk menjaga keselamatan presiden.
Pembunuhan George Floyd , pria kulit hitam di Minneapolis, oleh polisi memicu aksi protes di seantero Amerika Serikat. Pembunuhan Floyd dianggap bentuk rasialisme terhadap warga kulit hitam oleh aparat yang kerap terjadi di negara itu.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan CNN, aksi protes terjadi di 75 kota di AS pada akhir pekan. Di Washington, pemerintah mengerahkan tentara Garda Nasional untuk melindungi ibu kota. Polisi menggunakan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan massa. Berapa aksi diwarnai penjaharan supermarket dan toko-toko.
Pada Sabtu lalu, Trump memuji Secret Service yang melindungi Gedung Putih dari demonstran. Dia mengatakan, persenjataan dan anjing penjaga telah bersiap menghadapi demonstran yang mencoba menerobos masuk.
Trump melalui Twitter juga mengatakan akan menetapkan gerakan ANTIFA sebagai organisasi teroris. Tidak jelas bagaimana Trump melakukannya, pasalnya gerakan yang berarti "Anti-Fasis" ini bukanlah organisasi dengan struktur yang jelas. Selain itu, hukum Amerika menyebutkan gelar "teroris" hanya bisa dijatuhkan untuk organisasi asing, bukan dalam negeri.
ADVERTISEMENT