Doni Monardo Imbau Warga Jabodetabek Tetap Waspadai Cuaca Ekstrem

13 Januari 2020 13:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Doni Monardo. Foto: Denita br Matondang/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Doni Monardo. Foto: Denita br Matondang/Kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo mengimbau warga Jabodetabek tetap waspada, meski tak ada cuaca ekstrem yang datang pada 8-12 Januari seperti peringatan dini yang dilansir BMKG dan Kedutaan Besar Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
“Pokoknya ikuti perkembangan informasi dari BMKG. Ketika BMKG informasikan kepada seluruh masyarakat, curah hujan sudah tahu akan tinggi, daerah yang rendah, harus segera mempersiapkan diri," kata Doni di Hotel Westin, Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (13/1).
"Paling bagus untuk sementara mencari tempat lebih tinggi. Mungkin evakuasi mungkin numpang, ngineplah di rumah saudara atau tetangga,” sambungnya.
Doni juga meminta kepada setiap kepala daerah di Jabodetabek secara khusus dan Indonesia secara umum agar siaga menghadapi bencana saat cuaca ekstrem. Pejabat harus terus berkoordinasi dengan BMKG.
“Yang pertama informasi tenggang BMKG. Semua informasi tentang cuaca itu harus diketahui pejabat publik termasuk unsur aparat keamanan di daerah. Kemudian menyampaikan pesan ini kepada seluruh masyarakat termasuk sampai dengan perangkat desa,” kata dia.
Ilustrasi Cuaca Buruk di Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Hingga kepala daerah dan masyarakat diminta untuk menyisir sungai yang banyak sampah. Sampah tersebut dibersihkan agar tidak menghambat air aliran hujan.
ADVERTISEMENT
“Kemudian melakukan upaya susur sungai bersama dengan komponen yang ada untuk mengecek jangan sampai ada aliran sungai yang menghambat. Ini yang menjadi penyebab banjir bandang karena ada beberapa anak aliran sungai masih tertutup alirannya," urai Doni.
"Kemudian curah hujan yang tinggi membuat bendungan di bagian hulunya pecah. Ini tiba-tiba menjadi banjir bandang dan menjawab seluruh material yang ada,” kata dia.
Doni mengatakan, cuaca ekstrem sebenarnya tidak hanya bisa melanda Jabodetabek. Pada Januari-Februari cuaca ekstrem berpotensi melanda wilayah Indonesia bagian barat dan tengah yakni Sumatera dan Jawa. Pada akhir Maret giliran Indonesia bagian timur.
“Titik banjir di Indonesia saat ini, Sumatera hampir daerah semua potensi banjir, tergantung curah hujan di mana yang paling tinggi, bulan (Januari) sampai Februari dan Maret sebagian besar di Sumatera dan Jawa setelah itu bergeser ke Sulawesi dan bagian timur,” kata Doni.
ADVERTISEMENT
Saat banjir melanda sekali lagi dia mengingatkan agar warga siap dievakuasi.
“Siap siaga ini kesiapan warga di daerah segera dievakuasi dari daerah yang rawan dan masyarakat harus tunduk ke pemerintahnya, harus ada kerja sama. Jangan masyarakat ngotot tetap bertahan di rumahnya untuk menjaga harta bendanya supaya tidak hilang. Harta penting tapi sekali lagi lebih penting nyawa,” kata Doni.
Sebelumnya, Kedubes AS di Jakarta mengeluarkan peringatan cuaca buruk bagi warga negaranya yang sedang atau hendak berkunjung ke Indonesia. Dalam laman resminya, Kedutaan AS menyebut, cuaca buruk diprediksi akan melanda Jakarta 8 hingga 12 Januari 2020. BMKG juga merilis peringatan serupa dan mengimbau masyarakat waspada.
Namun, cuaca buruk tersebut tidak terjadi. BMKG menjelaskan, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) mengalami pergeseran wilayah akibat terbawa angin. Fenomena MJO bergeser ke wilayah Indonesia tengah sehingga intensitas hujan di wilayah barat termasuk Jabodetabek berkurang.
ADVERTISEMENT