Doni Monardo: Kerelaan Masyarakat untuk Tracing Corona Dibutuhkan

22 November 2020 6:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 sekaligus Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo menghadiri konferensi pers di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta. Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 sekaligus Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo menghadiri konferensi pers di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta. Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan kerelaan hati masyarakat dalam menjalani pemeriksaan, pelacakan kontak erat, dan perawatan sangat diperlukan agar setiap kasus virus corona yang muncul bisa ditangani dengan baik oleh petugas kesehatan. Hal ini disampaikan Doni dalam rapat koordinasi virtual dengan Kepala Dinas Kesehatan DKI, Jawa Barat, Banten, dan sejumlah kepala puskesmas.
ADVERTISEMENT
“Dibutuhkan kerelaan hati dari masyarakat untuk melakukan swab, utamanya bagi yang pernah mengikuti kerumunan termasuk selama liburan panjang, demonstrasi menolak UU Cipta Kerja maupun kerumunan lain. Tes swab di Puskesmas tidak dipungut biaya,” kata Doni dalam keterangannya, Minggu (22/11).
Dalam rapat itu, dibahas mengenai fokus pada upaya, testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan) menyusul mulai ditemukannya kasus baru setelah terjadi kerumunan baik semasa libur panjang, penjemputan Habib Rizieq Syihab di Bandara Soekarno-Hatta, kerumunan di Tebet, Megamendung, dan Petamburan akhir-akhir ini.
Peringatan Maulid Majelis Ta'lim Al Afaf di Tebet, Jakarta Selatan. Foto: Youtube/@FRONT TV
Doni juga menyadari petugas di lapangan menghadapi banyak kesulitan. Sehingga ia mengapresiasi kerja keras tiap petugas dalam melayani masyarakat menghadapi pandemi COVID-19. Ia juga mengharapkan dukungan dari tokoh masyarakat di setiap daerah, termasuk ketua RT dan RW.
ADVERTISEMENT
“Sampaikan bahwa kita akan melakukan test massal dimulai dari keluarga inti yang positif. Ini bagian dari upaya memutus mata rantai penularan COVID-19,” ungkapnya.
“Karenanya perlu kerja sama yang baik dan harmonis. Semua harus dilakukan dengan pendekatan humanis,” lanjutnya.
Seorang dibawa ke ambulance saat Habib Rizieq Syihab tiba di bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (10/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Doni juga meminta Satgas Penanganan COVID-19 di daerah untuk melanjutkan kerja kerasnya menelusuri kasus dan segera melakukan karantina di tempat yang telah ditentukan baik bagi orang tanpa gejala maupun yang sudah bergejala, supaya semua bisa selamat.
Petugas diminta melakukan pendekatan secara persuasif. Ajak masyarakat mau bekerja sama atas nama nilai-nilai kemanusiaan.
“Mulailah dengan penelusuran dari pasien positif, misalnya dari Lurah Petamburan, selanjutnya tes massal dari keluarga intidan semua orang yang memiliki kontak erat dengan pasien.”
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, para peserta menyampaikan data-data terkini terkait perkembangan terakhir COVID-19 di wilayah tugas masing-masing daerah, maupun secara khusus yang terjadi di klaster-klaster khusus.
Laporan peserta rapat menyebutkan, baik yang di Petamburan maupun di Megamendung, petugas kesehatan masih kesulitan untuk melakukan pelacakan. Kondisi ini tentu saja cukup menyulitkan dan berbahaya bila sampai ada yang tertular tetapi tidak terlacak sehingga bebas bergerak dan menulari orang lain.
Infografik: Ketentuan Naik Lift di Kala Pandemi. Foto: kumparan