Donor Asing Tarik Bantuan Dana, Sistem Kesehatan Afghanistan Nyaris Kolaps

31 Agustus 2021 2:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengevakuasi korban terluka ledakan di dekat bandara Kabul, di Kabul, Afghanistan.
 Foto: 1TV/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengevakuasi korban terluka ledakan di dekat bandara Kabul, di Kabul, Afghanistan. Foto: 1TV/via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sistem pelayanan kesehatan Afghanistan berisiko kolaps usai donor-donor asing menghentikan bantuan dananya, menyusul pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.
ADVERTISEMENT
Kelompok Taliban menguasai Istana Kepresidenan di Ibu Kota Kabul, Afghanistan, pada 15 Agustus lalu. Beberapa saat setelahnya, donor internasional seperti Bank Dunia dan Uni Eropa membekukan dana bantuan untuk Afghanistan.
Kabar tersebut disampaikan oleh dua lembaga bantuan kemanusiaan, Dokter Lintas Batas (Médecins Sans Frontières, MSF) dan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (International Federation of the Red Cross and Red Crescent, IFRC).
“Salah satu risiko besar bagi sistem kesehatan di sini adalah kolaps akibat kekurangan bantuan,” ujar perwakilan Afghanistan untuk MSF, Filipe Ribeiro, dikutip dari Reuters.
“Sistem kesehatan Afghanistan secara keseluruhan ini kekurangan staf, kekurangan peralatan medis, dan kekurangan dana selama bertahun-tahun. Dan risiko besarnya adalah kekurangan dana ini akan berlanjut ke depannya,” jelasnya pada Senin (30/8).
ADVERTISEMENT
Pimpinan IFRC di Afghanistan, Necephor Mghendi, mengatakan sistem kesehatan negara ini sebelumnya sudah sangat rentan dan terlalu bergantung pada bantuan asing. Saat ini, pelayanan kesehatan Afghanistan berada di bawah tekanan.
“Kebutuhan bantuan kemanusiaan di Afghanistan sangatlah besar,” ungkapnya.
Permintaan bantuan keamanan di lapangan semakin bertambah, mengingat banyaknya fasilitas kesehatan yang tidak bisa berfungsi secara optimal.
Warga Afghanistan berkerumun di landasan bandara Kabul pada 16 Agustus 2021, untuk melarikan diri dari negara itu ketika Taliban menguasai Afghanistan. Foto: AFP
Menurut Mghendi, penutupan bank-bank Afghanistan menyebabkan lembaga kemanusiaan kesulitan untuk bisa mengakses dana, sehingga vendor dan staf di lapangan tak bisa memperoleh upah.
Selain itu, pasokan alat kesehatan dan obat-obatan harus dipasok lebih awal dari rencana.
“Pasokan yang seharusnya cukup untuk tiga bulan, akan habis sebelum tiga bulan. Kami mungkin harus kembali memasok kebutuhan lebih awal dari rencana,” ujar Mghendi.
ADVERTISEMENT
WHO pada Senin (30/8) mengatakan, bantuan medis seberat 12,5 ton baru saja tiba di Kota Mazar-i-Sharif, Afghanistan bagian utara. Pengiriman bantuan ini adalah yang pertama sejak jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban pada 15 Agustus lalu.
Pada masa pemerintahan Taliban sebelumnya (1996-2001), kelompok ini memiliki hubungan buruk dengan lembaga-lembaga kemanusiaan. MSF menjadi salah satu bantuan asing yang diusir oleh Taliban pada 1998 silam.
Tetapi kali ini, Taliban mengatakan mereka menyambut baik bantuan asing dan akan selalu melindungi hak-hak staf, baik lokal maupun asing. Komitmen tersebut, menurut Ribeiro, sejauh ini dipertahankan.
“Mereka [Taliban] meminta kami untuk tinggal, dan mereka meminta kami untuk terus menjalankan operasional kami seperti sebelum-sebelumnya. Hubungannya, sejauh ini, cukup meyakinkan,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT