Dosen di AS Dipecat usai Tunjukkan Gambar Nabi Muhammad di Kelas

20 Januari 2023 8:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi muslim. Foto: Philippe Desmazes/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi muslim. Foto: Philippe Desmazes/AFP
ADVERTISEMENT
Seorang dosen di Universitas Hamline di Kota Saint Paul, Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat (AS), tidak diperpanjang kontraknya karena menunjukkan lukisan abad ke-14 yang menggambarkan Nabi Muhammad. Dosen bernama Ajun Erika Lopez Prater itu mengajar mata kuliah Seni Global sebagai adjunct professor atau profesor kontrak di sana.
ADVERTISEMENT
Seorang mahasiswa kemudian mengaku keberatan dengan tindakan Lopez Prater yang menayangkan gambar Nabi Muhammad saat kelas Seni Islam pada Oktober 2022 silam. Insiden ini telah memicu perdebatan.
Dikutip New York Times, pihak Universitas Hamline telah mengirimkan surel kepada para staf yang menyebut tindakan Lopez Prater sebagai aksi Islamophobia. Universitas swasta itu lalu mengambil pendekatan yang lebih hati-hati soal kasus ini.
"Seperti semua organisasi, terkadang kami salah langkah," jelas pimpinan Universitas Hamline, Fayneese Miller, dan Ketua Dewan Pengawas, Ellen Watters, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (20/1).
"Ketika mendengar dan mendukung siswa Muslim kami, bahasa yang digunakan tidak mencerminkan sentimen kami terhadap kebebasan akademik. Berdasarkan semua yang telah kami pelajari, kami memutuskan penggunaan 'Islamophobia' adalah salah," lanjutnya.
Seorang pria membawa tulisan "Bersatu Melawan Islamofobia" saat mengenang untuk para korban penembakan di masjid Christchurch, di luar balai kota di Toronto, Ontario, Kanada. Foto: Reuters/Chris Helgren
Sementara itu, Lopez Prater berencana akan menggugat pihak kampus setelah insiden itu. Dalam gugatannya, ia menuduh Universitas Hamline melakukan diskriminasi agama, pencemaran nama baik, dan merusak reputasi Lopez Prater.
ADVERTISEMENT
"Komentar [yang menuduh Lopez Prater adalah Islamophobia] seperti ini, yang telah diterbitkan dalam berita di seluruh dunia, akan menghantui Dr Lopez Prater sepanjang kariernya, yang berpotensi mengakibatkan ketidakmampuan untuk mendapatkan posisi tetap di lembaga pendidikan tinggi mana pun," kata pengacara Lopez Prater.
Melalui pengacara, Lopez Prater mengaku sudah memberikan peringatan, bahkan menuliskan ke silabus, dan memperingatkan kembali sebelum menunjukkan gambar itu. Lopez Prater juga menawarkan diri untuk berbicara dengan mahasiswa yang tak nyaman dengan penayangan gambar itu.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) nasional juga telah mempertimbangkan masalah tersebut. Pihaknya menggarisbawahi perbedaan antara menunjukkan penggambaran Nabi Muhammad untuk tujuan akademis dan untuk tujuan jahat.
"Berdasarkan apa yang kami ketahui sampai saat ini, kami tidak melihat bukti mantan Profesor Ajun Universitas Hamline Erika Lopez Prater bertindak dengan niat Islamofobia atau terlibat dalam perilaku yang memenuhi definisi kami tentang Islamofobia," tulis CAIR.
ADVERTISEMENT
Seorang perempuan berusia 23 tahun, Aram Wedatalla, mengaku sebagai mahasiswa yang mengajukan keluhan terhadap Lopez Prater.
"Sungguh menghancurkan hati saya bahwa saya harus berdiri di sini untuk memberi tahu orang-orang bahwa suatu hal adalah tindak Islamofobia dan suatu hal yang benar-benar menyakiti kita semua, bukan hanya saya," kata Presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim Hamline itu saat konferensi pers cabang CAIR di Minnesota.