Dosen UIN soal Hoaks Cepat Menyebar: Warga Malas Cek Fakta

15 Agustus 2020 11:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hoax tentang corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hoax tentang corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona tak lepas dari sasaran penyebaran hoaks. Celakanya masih saja ada warga yang termakan hoaks lalu menyebarkannya tanpa memastikan kebenarannya lebih dulu.
ADVERTISEMENT
Semakin masifnya penyebaran hoaks tak lepas dari kedisiplinan warga yang rendah. Malasnya warga mevalidasi informasi membuat hoaks semakin mudah dan cepat menyebar. Termasuk soal perkembangan penanganan pandemi virus corona.
"Yang pertama adalah munculnya yang disebut sebagai disobedience social, masyarakat tidak patuh. Karena info yang diterima tidak benar, masyarakat kita mau tidak mau, kita akui mereka malas untuk crosscheck," kata dosen psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ikhwan Lutfi dalam Talkshow Informasi Corona dari BNPB, Sabtu (15/8).
Ikhwan menjelaskan, kemungkinan banyaknya orang yang ingin melakukan pengecekan fakta terhadap suatu kabar hanya 1%. Akibatnya, apa yang disampaikan tidak benar dan tersebarlah hoaks.
"Orang jadi set pikirannya, apa yang disampaikan tidak benar," kata Ikhwan.
ADVERTISEMENT
Menurut Ikhwan, pemikiran heuristik seseorang dapat menyebabkan kemalasan. Ini juga menjadi salah satu pendorong manusia untuk cenderung menerima apa yang sudah didapatkan tanpa mengecek ulang.
"Oh ini ada sesuatu yang meanrik ini. Malas disebabkan heuristik berpikir, 'ini sudah saya terima ngapain di check lagi?' Nah itu, di situ membuat kita jadi malas," lanjut Ikhwan.
Penyebaran kabar-kabar dari sejumlah tokoh juga memiliki pengaruh yang besar. Sebab, dari sini pula penyebaran hoaks bisa tersebar dengan cepat.
"Apalgi kalau dibumbuin oleh seorang tokoh kemudian jadi viral, kemudian orang itu eksis pengin dianggap berjasa paling dulu menyebarkan," pungkas Ikhwan.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)